Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peraih Adhi Makayasa Bongkar Betapa Seramnya Perwira Kombes Anak Buah Sambo

Kompas.com - 16/12/2022, 22:10 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kasubnit I Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri AKP Irfan Widyanto menilai, para kombes yang bertugas di Biro Paminal Propam Polri sangat menakutkan.

Hal itu ia sampaikan saat diperiksa sebagai terdakwa dalam perkara obstruction of justice kasus kematian Brigadir J di PN Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2022).

Baca juga: Ini Alasan Hendra Kurniawan Libatkan Tim CCTV Km 50 di Kasus Brigadir J

Pernyataan tersebut ditujukan peraih Adhi Makayasa, sebutan bagi lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) itu, kepada Kombes Agus Nurpatria, mantan Kepala Detasemen (Kaden) A Biro Paminal Divisi Propam.

Agus merupakan perwira menengah yang memerintahkan Irfan untuk mengecek dan mengamankan CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga.

"Mohon izin saudara saksi (Agus), bahwa pada prinsipnya saya hanya menjalankan perintah dari komandan selaku Kaden A Paminal," ujar Irfan.

Baca juga: Hendra Kurniawan Ngaku Tak Mengerti Kenapa Dianggap Kurang Profesional dalam Kasus Pembunuhan Brigadir J

Menurut dia, ada banyak polisi berpangkat kombes yang bertugas di Mabes Polri. Namun, dari sekian banyak kombes yang bertugas, yang paling menakutkan adalah mereka yang berdinas di Biro Paminal Propam Polri.

"Namun, kombes di divisi Paminal itu cukup... Menurut kami polisi umum, sangat menakutkan apabila perintahnya tidak dilaksanakan," tuturnya.

Maka dari itu, kata Irfan, dirinya tidak berani menolak perintah Agus selaku anak buah Sambo saat disuruh mengambil CCTV.

Baca juga: Anak Buah Ungkap Ferdy Sambo Marah karena Tak Tahu Bareskrim Olah TKP di Lokasi Brigadir J Tewas

"Komandan saja tidak berani melawan perintah dari Karo Paminal (Brigjen Hendra). Apalagi saya melawan perintah dari komandan," imbuh Irfan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com