Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Sulitnya Hidup di Negara Para Beking

Kompas.com - 16/12/2022, 10:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BARU-baru ini, Menko Polhukam Mahfud MD menyebutkan bahwa keterlibatan oknum aparat menjadi “backing” praktik ilegal merupakan hal yang sudah lama terjadi.

Hampir setiap urusan di republik ini selalu menyisahkan kisah tentang oknum bekingan. Di balik layar, oknum bekingan merupakan sosok superior dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

Luasnya jaringan membantu para oknum bekingan memuluskan praktik ilegal di negara yang merdeka tahun 1945.

Seperti kata Mahfud MD, praktik bekingan sudah sejak lama hidup dan kekuatan mereka sangat kuat dalam memengaruhi berbagai kebijakan, bahkan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Praktik bekingan ini dimainkan dari ibu kota sampai ke daerah-daerah otonom. Jejaringnya sangat kuat, bisa melalui partai, organisasi, aparat, bahkan keluarga.

Meskipun tahu, pemerintah sulit menghapus jejaring bekingan. Sebab bisa saja dalam sudut pandang tertentu, pemerintah menggunakan para beking untuk memuluskan program Nasional.

Tidak ada perbedaan moral ketika pemerintah juga ngotot untuk merealisasikan program kerjanya.

Kalau diskusi dan dialog sudah buntu dengan masyarakat akar rumput, bisa saja para bekingan dimainkan sebagai kartu pamungkas untuk menyelesaikan masalah.

Memang tidak selalu bisa menebak pergerakan dan permainan para bekingan. Tetapi satu hal yang cukup masuk akal, yaitu setiap program pembangunan pasti menyisahkan resistensi dan cerita penindasan.

Terkadang rakyat menjadi bulan-bulanan dari kongkalikong antara negara dan para beking. Rakyat hanyalah penonton ketika transaksi ekploitasi dimainkan di meja pemangku kepentingan (stakeholders).

Tentu saja kita tahu bahwa negara memiliki berbagai sumber untuk melakukan intervensi. Bisa dengan menggunakan tokoh lokal, dana, bahkan aparat untuk menjalankan program pembangunan dan target-target kerja pemerintah.

Banyak kasus proses pembangunan di level lokal yang berakibat pada hilangnya nyawa warga negara. Ini memang perkara rumit, di satu sisi pemerintah ingin menyejahterakan masyarakat melalui proses pembangunan, tetapi di sisi lain selalu ada penolakan yang berakibat pada saling senggol antara pemerintah dan rakyat.

Pemerintah bisa menggunakan bekingan untuk memuluskan program pembangunan. Namun rakyat juga bisa menggunakan bekingan untuk menolak program pembangunan.

Apa pun itu, bekingan adalah sumber potensial untuk memotong jalur birokrasi yang berbelit-belit di republik ini.

Aparat main beking-bekingan

Kasus tambang ilegal Ismail Bolong sebenarnya mengindikasikan bahwa oknum aparat memainkan perang beking-bekingan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com