Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Sulitnya Hidup di Negara Para Beking

Kompas.com - 16/12/2022, 10:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak heran kalau stakeholders tergiur oleh berbagai tawaran rupiah dari berbagai bekingan. Sehingga para beking layaknya uang kaget yang memberi napas panjang kepada oknum lokal untuk merusak alamnya sendiri.

Otonomi menghidupkan para beking

Ketika daerah melalui otonomi memiliki peran penting untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, maka momen ini menjadi peluang untuk dilakukannya eksploitasi.

Ketika regulasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) didelegasikan kepada daerah otonom, banyak pemda menerbitkan ratusan izin pertambangan.

Konflik dengan sendirinya datang sampai di depan pintu rumah rakyat dengan berkedok pembangunan.

Padahal ada transaksi “bawah meja” yang rakyat sendiri tidak tahu dan tidak terlibat. Tentu terjadi penolakan karena ketidaktahuan rakyat dengan proyek berkedok pembangunan itu.

Ketika resistensi dilakukan oleh rakyat, bekingan mulai diaktifkan untuk mewujudkan agenda eksploitasi. Bekingan tidak perlu dari big bos kota besar, cukup pion-pion lokal untuk mengintimidasi rakyat yang melakukan resistensi.

Bisa saja oknum aparat korup, pemerintah, atau bahkan dari keluarga sendiri yang pro-eksploitasi.

Tahun ini pemerintah melalui Perpres mengeluarkan aturan nomor 55 tahun 2022 tentang pendelegasian pemberian perizinan berusaha di bidang pertambangan.

Aturan ini mempertegas peran daerah otonom untuk memiliki kewenangan memberikan izin pertambangan. Kewenangan tersebut merupakan konsekuensi logis dari diberlakukannya desentralisasi.

Harapannya daerah bertumbuh dewasa untuk mengatur alur pertambangan agar dapat menyejahterahkan rakyat lokal. Namun harapan itu pupus di tengah jalan karena peran orang kuat lokal dan bekingannya melakukan sabotase kesejahteraan rakyat.

Regulasi yang dibuat pemerintah hanyalah pajangan untuk sekadar mengiyakan bahwa demokrasi prosedural hidup di republik ini.

Implementasinya tetap hanya dilakukan oleh oknum-oknum yang sama dan telah hidup eksis bersama sistem di negara ini.

Akhirnya otonomi hanyalah arena untuk memperkaya rekening pribadi di antara para aktor yang tidak pro-terhadap rakyat kecil.

Berbagai penindasan seperti lagu lama yang tidak pernah selesai. Kehidupan rakyat yang sehari-hari mesrah dengan alam, kemudian rusak hanya karena kerakusan beberapa oknum.

Berbagai kesepakatan pemangku kepentingan hanya berpihak pada kepentingan pribadi, rakyat hanyalah judul untuk memuluskan proposal eksploitasi besar-besaran di daerah-daerah.

Tidak pandang daerah kaya atau daerah miskin, eksploitasi tetap terjadi dengan berbagai cara. Cita-cita bangsa sejak revolusi kemerdekaan dirusak oleh mereka yang mesra dengan harta dan tahta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com