Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Yusuf ElBadri
Mahasiswa Program Doktor Islamic Studies UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengkaji Islam dan Kebudayaan

Islam Menolak Teror

Kompas.com - 08/12/2022, 14:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TEROR dalam bentuk apa pun, bukan hanya tidak sejalan dengan Islam sebagai agama yang mengajarkan keselamatan, tapi juga bertentangan dengan nilai-nilai luhurnya.

Sebagai namanya, Islam [Arab] yang berasal dari kata salima-yaslamu-salamatan-salaman yang berarti aman, damai, tentram, selamat atau lepas dari bahaya.

Dari kata salima itu kemudian dibentuk kata aslama-yuslimu-islaman, dengan tambahan satu huruf hamzah di awal kata.

Maknanya berubah menjadi kata transitif, yaitu menyelamatkan, mendamaikan, dan menentramkan, sedangkan kata islaman bermakna keselamatan, kedamaian dan ketentraman.

Orang yang menganut paham atau pelaku dari tindakan menyelamatkan itu disebut sebagai muslimun [ism fa’il/sebutan pelaku dari tindakan aslama].

Lantas apa yang harus diselamatkan oleh seorang Muslim? Seorang Muslim harus menyelamatkan dirinya, lahir dan batin, jasad dan ruhani, raga dan jiwanya, dari segala yang merusak, dan membahayakan.

Menjadi seorang Muslim sejatinya menjadi orang yang senantiasa menciptakan kedamaian, ketentraman, memberikan atau mengupayakan keselamatan baik untuk dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan di sekitar dan makhluk hidup lain.

Karena seorang menjadi Muslim tidak terbatas oleh ruang dan waktu, maka dalam kondisi apapun seorang dituntut untuk menjalankan peran sebagai pencipta kedamaian, dan ketentraman sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.

Bila seseorang penganut paham Islam (mendamaikan dan menentramkan) tidak mampu memberikan pertolongan atau menyelamatkan orang lain dari kesengsaraan, bahaya atau ancaman, minimal ia tidak menjadi ancaman atau penyebab orang lain sengsara.

Dalam pernyataan yang cukup populer, Nabi Muhammad mengatakan bahwa seorang Muslim adalah seorang yang orang lain selamat dari ucapan dan tindakannya.

Sebaliknya, tidak pantas seorang disebut sebagai Muslim bila kehadirannya menjadi ancaman bagi orang lain.

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa salah satu ukuran seseorang dapat disebut sebagai Muslim, -orang yang menganut ajaran keselamatan, kedamaian, dan ketentraman, adalah lingkungan tempat ia berada.

Bila lingkungan seseorang jauh dari rasa aman, dan tentram, bahkan ikut terlibat dalam menciptakan ketakutan, dan kekhawatiran bagi orang lain, dapat dipastikan ia tidak menjalankan fungsinya sebagai Muslim.

Memberikan atau menjamin keselamatan diri dan orang lain dari petaka atau bencana, dalam Islam tidak hanya wajib dilakukan ketika dalam kondisi normal, tetapi juga dalam kondisi menghadap Tuhan.

Ketika seseorang sedang dalam khusyuk melaksanakan shalat, tiba-tiba ia melihat atau mendengar suara anak kecil dalam bahaya, terjatuh, terbakar atau dihadang binatang, misalnya, para ahli Islam sepakat menyatakan bahwa, seorang Muslim dalam situasi itu wajib menghentikan ibadah shalatnya untuk kemudian menyelamatkan seorang anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Nasional
Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Nasional
Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Nasional
Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Nasional
Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Nasional
Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Nasional
Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com