Ketua Ganjar Pranowo (GP) Mania ini juga menyoroti bahwa kekuatan relawan awalnya muncul sebagai kekuatan alternatif untuk menandingi kedigdayaan partai politik.
Namun, Noel melihat bahwa kekuatan relawan Jokowi justru menyimpang, dari jiwa kesukarelaan menjadi jiwa "petualang".
Ini dianggap merendahkan kekuatan relawan yang semula bertujuan mulia sebagai kekuatan politik alternatif.
"Kalau di Amerika kulturnya bagus relawan itu, tapi ketika sudah proses demokrasi, mereka membubarkan diri, tetapi di era Jokowi, mereka masuk menjadi kelompok periferi, kelompok pinggiran, jadi komisaris dan sebagainya," kata dia.
Relawan ibarat calo
Noel pun mempertanyakan konsistensi kelompok relawan Presiden Joko Widodo yang mengaku tegak lurus arahan Jokowi, tetapi menyodorkan nama-nama calon presiden untuk 2024.
Ia bahkan menganggap kelompok relawan Jokowi yang menyodorkan nama ini ibarat calo.
Baca juga: Ketua Joman: Relawan Jokowi Terbelah Beberapa Faksi, Ada yang Cari Uang dan Incar Kursi Menteri
Menurut dia, kelompok-kelompok relawan Jokowi saat ini sudah terbelah dan tak lagi solid karena masing-masing mempunyai kepentingannya sendiri.
"Kita tahu tidak solid. Yang satu kelompok A bicara tegak lurus Presiden Jokowi. Yang satu bilang, kita sih tidak dukung Ganjar, tapi mulai menawarkan nama-nama capres," kata dia.
"Jadi ada yang tidak konsisten. 'Kami tegak lurus presiden' tetapi menawarkan nama. Saya enggak ngerti ini relawan atau calo, ya, karena sudah safari-safari," ujar Noel.
Dibantah
Bendahara Umum Kelompok Relawan Pro Jokowi (Pro Jo) Panel Barus membantah apabila relawan tidak tegak lurus dengan Presiden Jokowi.
Menurut dia, hingga hari ini relawan masih memiliki pandangan yang sama dalam mengawal pemerintahan Presiden Joko Widodo sampai 2024.
"Hari ini kita disatukan dengan pandangan bahwa Pak Jokowi harus kita kawal sampai 2024. Mengoptimalkan sisa waktu saat ini untuk mengejar agenda pembangunan," ujar Panel saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (5/12/2022).
Panel pun menilai, Ketua Jo Man sedang membicarakan dirinya sendiri saat menyinggung katerbelahan karakter dari relawan Jokowi.
Baca juga: Dirut PPK GBK Sebut Rumput SUGBK Tak Rusak Usai Acara Relawan Jokowi, Ini Alasannya
Menurut Panel, sejak awal Jo Man telah menyatakan mendukung salah satu tokoh sebagai bakal capres.
"Itu menunjukkan dia tidak ada di irama yang sama, bahkan merusak irama yang sama. Padahal arahan Presiden (Jokowi) jelas di Rakernas Pro Jo saat itu. Ketua Jo Man saat itu juga diundang," ujar Panel.
"Kata presiden jangan terburu-buru. Kenapa dia sudah memiliki sikap sendiri?" kata dia.
Sementara itu, terkait menyodorkan nama-nama capres, Panel mengatakan, justru Jo Man yang pertama kali mendeklarasikan dukungan kepada tokoh tertentu, yakni Ganjar Pranowo.
Panel kemudian menjelaskan soal Musyawarah Rakyat (Musra) yang secara kepanitiaan dilakukan oleh Projo dan sejumlah kelompok relawan lain.
Menurut dia, dalam Musra, para relawan hanya sebagai panitia saja. Sementara itu, peserta Musra merupakan masyarakat yang berasal dari beragam latar belakang dan ada pendukung Jokowi.
Hanya saja, di dalam Musra panitia tidak hanya merangkum keinginan peserta soal nama-nama capres-cawapres.
Baca juga: Airlangga Jadi Cawapres Paling Unggul di Musra Hong Kong
Agenda pembangunan ke depan dan persoalan masyarakat yang dihadapi di daerah juga dicatat oleh panitia.