Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muh. Ilham Akbar Parase
Pengamat Hukum Tata Negara

Pengamat Hukum Tata Negara, Alumni Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Air Mata Ibunda Yoshua

Kompas.com - 02/12/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pengharapan terhadap Negara

Selama ini kejaksaan dan lembaga kekuasaan kehakiman seperti pengadilan, kerap kali mendapat kritikan luar biasa. Baik dari aspek pelayanan terhadap warga negara yang mencari keadilan, maupun pada aspek tuntutan dan putusan yang tidak jarang (seringkali) mendahului rasa keadilan.

Alasan menegakan kepastian hukum, tetapi di saat bersamaan lupa menegakan keadilan. Penegakan keadilan dikesampingkan dengan alasan tidak sesuai dengan standar norma hukum yang ditetapkan dalam undang-undang.

Namun di kasus penembakan Yoshua ini, setidaknya hakim dan jaksa seakan memberi harapan, ada jalan bagi keluarga korban untuk mendapatkan keadilan.

Misalnya saat Yang Mulia Majelis Hakim memberikan kesempatan untuk seluruh kesaksian dari keluarga korban, disampaikan dalam persidangan resmi tersebut.

Artinya peradilan independen dan imparsial sejauh ini telah ditunjukan majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara.

Bahkan secara dramatis Ibunda Brigadir Yoshua, beberapa kali terharu dan emosional. Sesekali histeris dalam tangisan meluapkan seluruh keluh kesahnya.

Penulis menegaskan air mata ibunda tercinta dan kalimat pengharapan untuk Yang Mulia Hakim adalah bukti nyata, bahwa pengadilan masih dipercaya bagi mereka yang mencari keadilan.

Kepercayaan tersebut adalah impian oleh seluruh masyarakat tanah air di seluruh republik Indonesia. Agar perkara yang melibatkan seorang jenderal dijatuhi sanksi hukum seadil-adilnya.

Karena nantinya akan terlihat bagaimana keadilan tidak pandang bulu, mampu menunjukan eksistensinya.

Keadilan dalam perkara ini tanpa berlebihan penulis berani mengatakan akan “menunjukan wibawa negara dalam menghadirkan keadilan di ruang publik”.

Seluruh mata dari Sabang sampai Merauke tertuju pada media sosial dan stasiun televisi nasional yang menayangkan sidang pembunuhan kasus Brigadir Yoshua.

Inilah bentuk perhatian publik atas harapan dan impian kiranya perkara pembunuhan yang terjadi diselesaikan dengan prinsip keadilan.

Keadilan merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan hukum, sebab di dalamnya ada harapan dan kepercayaan yang akan dipertaruhkan.

Sudah cukup hukum kerap kali dipertontonkan berpihak pada kekuasaan. Tidak usah lagi ada pernyataan publik, bahwa hukum masih dapat dimainkan dan diatur oleh mereka yang memiliki akses.

Sehingga dalam kasus pembunuhan Brigadir Yoshua sudah sepatutnya hakim menggali nilai keadilan yang harus ditegakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com