JAKARTA, KOMPAS.com - Faktor hubungan antara Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dinilai mempengaruhi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memilih pengganti Andika.
Hal itu diperkirakan menjadi salah satu pertimbangan Jokowi dalam menyodorkan nama Yudo kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Sementara itu dari persidangan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) terungkap Bharada Richard Eliezer mengaku Ferdy Sambo menyebut salah satu ajudannya itu sudah layak buat dihabisi.
Baca juga: Perawatan dan Pemeliharaan Alutsista Dinilai Harus Jadi Perhatian Panglima TNI
Kedekatan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dinilai mempengaruhi keputusan Presiden Joko Widodo.
Co-Founder Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Edna Caroline Pattisina menyatakan kedekatan itu sedikit banyak membuat Jokowi memilih Yudo sebagai calon Panglima TNI.
Apalagi, hubungan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman dengan Andika dikabarkan sempat renggang.
“Yang menarik memang hubungan Pak Yudo dan Pak Andika relatif lebih baik kayaknya dari pada Pak Andika dan Pak Dudung,” ujar Edna dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Selasa (29/11/2022).
Baca juga: Soal Yudo Margono Calon Panglima, Pimpinan DPR Soroti Peran Aktif TNI Hadapi Dampak Ekonomi Global
Manfaatnya, lanjut Edna, Yudo kerap muncul di muka publik karena sering menemani Andika dalam berbagai kesempatan.
“Kayak di Garuda Shield yang eksis Angkatan Laut, yang muncul Pak Yudo,” katanya.
Ia menduga hubungan baik itu membuat Andika merekomendasikan pada Jokowi siapa figur yang layak menggantikannya.
“Jadi make sense saja Pak Jokowi pasti tanya ke Pak Andika kan, menurut Panglima TNI siapa nih (yang menggantikannya),” sebut dia.
Istana telah mengirimkan Surat Presiden (Surpres) calon Panglima TNI ke DPR RI, Senin (28/11/2022).
Baca juga: Laksamana Yudo Margono Diharap Tak Lupakan Agenda Reformasi Peradilan Militer
Ketua DPR Puan Maharani mengungkapkan Jokowi memilih Yudo sebagai calon tunggal Panglima TNI.
Nantinya surat tersebut bakal ditindaklanjuti dengan mekanisme uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) oleh Komisi I DPR.