Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Dingin Koalisi Gerindra-PKB: Cak Imin yang Dulu Ngotot Jadi Cawapres Prabowo, Kini Gusar karena Ganjar

Kompas.com - 23/11/2022, 09:05 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hawa panas menaungi koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Padahal, kerja sama antara kedua partai belum lama terbentuk. Gerindra dan PKB resmi berkoalisi pada 13 Agustus 2022.

Namun, belakangan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengancam akan membentuk komposisi baru. Ini menyusul munculnya isu duet Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan kader PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Baca juga: Gerindra-PKB Belum Deklarasikan Capres, Cak Imin: Sama-sama Ngotot

Memang, sejak awal terbentuknya koalisi PKB-Gerindra, Muhaimin ngotot jadi cawapres Prabowo. Malah, baru-baru ini, Wakil Ketua DPR RI itu bersikukuh jadi capres.

Sementara, bertepatan dengan peresmian koalisi Gerindra-PKB saat itu, Prabowo Subianto sedianya sudah mendeklarasikan kesiapannya menjadi capres untuk Pemilu 2024.

Lantas, bagaimana nasib koalisi Gerindra-PKB selanjutnya? Mungkinkah Prabowo lebih memilih berduet dengan Ganjar ketimbang Muhaimin?

Ambisi Muhaimin

Cak Imin, begitu sapaan karib Muhaimin, sejak dulu tampaknya memang punya ambisi besar untuk mencalonkan diri di panggung pilpres.

Jelang Pemilu 2019 lalu, Muhaimin percaya diri bakal dipilih Joko Widodo sebagai calon RI-2. Meski, pada akhirnya Imin hanya gigit jari karena Jokowi memilih Ma'ruf Amin jadi cawapresnya.

Gelagat yang sama juga terlihat sejak PKB berkongsi dengan Gerindra. Awalnya, Imin ngotot jadi cawapres.

Baca juga: Respons Gerindra Saat Cak Imin Ancam Bentuk Komposisi Baru jika Prabowo Duet dengan Ganjar

Dia bilang, percuma jika partainya berkoalisi dengan Gerindra tetapi dia tak bisa maju di gelanggang pemilihan.

"Ya kalau saya nggak di situ (jadi cawapres) ya nggak usah koalisi, ngapain," kata Muhaimin di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9/2022).

Baru-baru ini, Muhaimin justru ingin jadi calon RI-1. Menurutnya, PKB dan Gerindra belum bersepakat soal nama capres-cawapres lantaran kedua pimpinan partai sama-sama ngotot jadi calon presiden.

"Belum, kita akan duduk berdua (dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto) karena sampai detik ini masing-masing ngotot jadi capres," kata Muhaimin di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Imin mengatakan, ia bersikukuh menjadi capres karena hasil Mukatamar PKB 2019 memberinya mandat maju sebagai calon presiden, bukan wakil presiden.

Baca juga: Ngotot Jadi Capres, Cak Imin: Mandat Muktamar

Panas

Belakangan, Muhaimin gusar karena muncul isu Prabowo bakal berduet dengan Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024. Dia mengancam akan membentuk komposisi baru jika wacana itu jadi kenyataan.

"Saya bikin komposisi lain (jika Prabowo-Ganjar berduet)," katanya di kantor DPP PKB, Senin (21/11/2022).

Meski begitu, Imin tak menjelaskan lebih lanjut soal "komposisi baru" yang dia maksud. Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu juga irit bicara ketika ditanya apakah ia legawa seandainya tak dipilih jadi cawapres Prabowo.

Imin juga tidak menjawab jelas soal peluang PKB hengkang dari koalisinya dengan Partai Gerindra.

"Ya kita lihat nanti," katanya singkat.

Baca juga: Respons Gerindra Saat Cak Imin Ancam Bentuk Komposisi Baru jika Prabowo Duet dengan Ganjar

Gerindra bicara

Gerindra pun telah angkat bicara terkait ini. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono mengatakan, partainya menghargai pernyataan Muhaimin soal kemungkinan pembentukan komposisi baru.

Namun, dia menegaskan, hingga kini Gerindra berkomitmen koalisi dengan PKB. Budi pun yakin kerja sama Gerindra-PKB akan terus berjalan hingga Pemilu 2024.

"Ya kita menjalankan kerjasama itu dengan asas saling menghormati, saling menghargai," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Juru Bicara Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gerindra ini mengatakan, penentuan capres-cawapres koalisi Gerindra-PKB akan dibahas pada Desember 2022 atau awal Januari 2023.

"Saya rasa antara ketua umum partai Gerindra Pak Prabowo juga ketua umum PKB Pak Muhaimin juga kan ada pembahasan lebih lanjut ya," tuturnya.

Baca juga: Isu Prabowo-Ganjar, Waketum Gerindra: Namanya Ide, Mungkin Ada yang Bicara Pasangan Tertentu

Disinggung soal isu duet Prabowo-Ganjar, Budi tak menjawab tegas. Namun, menurutnya, isu itu mungkin muncul sebagai sebuah gagasan.

Budi pun menyebutkan, banyak tokoh yang berpotensi mendampingi Prabowo pada pemilu mendatang. Untuk itu, pembahasan cawapres masih terus berjalan di internal Gerindra.

"(Tokoh-tokoh itu) tidak tertulis pada satu orang, tetapi lebih pada pembahasan yang masih terus berjalan," katanya.

Ancaman serius

Melihat dinamika ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, ancaman Muhaimin untuk membentuk komposisi baru jika Prabowo berduet dengan Ganjar Pranowo tampaknya bukan main-main.

Sejak awal, PKB punya target untuk mencalonkan ketua umumnya sebagai wakil presiden. Harapannya, PKB mendapat limpahan elektoral atau coat-tail effect dari pencawapresan Muhaimin.

Namun, kata Umam, Prabowo tampak merasa tidak yakin dengan kekuatan politik Imin. Oleh karenanya, mantan perwira tinggi militer itu bermain dua kaki, tetap mencari sosok cawapres meski sudah deklarasi koalisi dengan PKB.

"Ibarat cinta bertepuk sebelah tangan, Cak Imin tentu tidak ingin dipermalukan. Karena itu belakangan muncul statement yang mengarah pada koreksi total dan potensi pembubaran koalisi yang layu sebelum berkembang," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (23/11/2022).

Jika Prabowo tidak menggandeng Imin sebagai cawapres, dukungan basis pemilih Islam terhadap Ketua Umum Partai Gerindra itu diprediksi bakal menurun tajam.

Pertama, kelompok Islam konservatif sudah terlanjur kecewa dengan pilihan Gerindra masuk pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Bersamaan dengan itu, basis pemilih Nahdliyin selaku representasi dari kelompok Islam moderat tak mampu dimobilisisasi karena Prabowo tidak menggandeng Muhaimin yang dekat dengan kelompok tersebut.

Namun, jika Gerindra punya dua pilihan, berkoalisi dengan PKB atau PDI-P, Umam yakin Prabowo secara pragmatis bakal memilih partai banteng.

Sebabnya, struktur kepartaian PDI-P lebih kuat. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga memegang tampuk kekuasaan saat ini.

"Intinya, langkah Prabowo dan Gerindra akan sangat pragmatis. Kali ini, fokus target operasi politiknya adalah memenangkan pilpres," ujar Umam.

Baca juga: Cak Imin Buka Peluang Cari Komposisi Baru, Pengamat: Koalisi Gerindra-PKB Hampir Pasti Bubar

Jika pun Gerindra akhirnya berkoalisi dengan PDI-P, kata Umam, perlu diperjelas apakah partai banteng bakal mendorong Ganjar Pranowo atau Puan Maharani sebagai pendamping Prabowo.

Sebab, sejak lama, kedua kader PDI-P itu ditengarai bersaing di internal partai untuk mendapat tiket pencapresan.

"Jika PDI-P harus rela mengikhlaskan boarding pass-nya untuk posisi cawapres, maka posisi itu lebih representatif untuk diberikan kepada Puan daripada Ganjar," kata Umam.

Umam menambahkan, tak ada jaminan PKB bertahan seandainya Gerindra betul bekerja sama dengan PDI-P.

"Pastinya PKB akan berhitung serius. Insting politik Cak Imin biasanya cukup tajam," tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com