JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan bahwa umur koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerindra berpeluang tidak bertahan lama.
Hal itu disampaikannya merespons pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang mengancam akan membentuk komposisi baru jika Prabowo Subianto dipasangkan bukan dengan dirinya.
Dalam hal ini, apabila Prabowo dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Koalisi Gerindra-PKB hampir pasti bubar, akibat cinta bertepuk sebelah tangan," kata Umam saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Cak Imin Ancam Bentuk Komposisi Baru, Gerindra Singgung soal Komitmen Koalisi dengan PKB
Umam lantas membeberkan alasan mengapa koalisi Gerindra-PKB hampir dipastikan bubar.
ia mengatakan, pada awalnya, Muhaimin Iskandar cukup legowo atau menerima menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo.
Padahal, pria yang karib disapa Cak Imin ini didorong oleh PKB menjadi capres.
"Namun, Prabowo dan Gerindra sendiri tampak tidak percaya dengan kapasitas Cak Imin dalam mendongkrak elektabilitasnya guna memenangkan kontestasi Pilpres 2024," ujarnya.
Oleh karenanya, lanjut Umam, meskipun sudah deklarasi koalisi, nama cawapres tetap dikosongkan.
Baca juga: Waketum Gerindra: Banyak Tokoh yang Layak Dampingi Prabowo, Tak Tertulis pada Satu Orang
Lebih lanjut, Umam menilai Gerindra bermain dua kaki dengan tetap mencari tokoh potensial cawapres yang bisa membantu mewujudkan Prabowo sebagai Presiden di 2024.
"Ada nama Khofifah masuk dalam daftar nama potensial tersebut, termasuk nama Puan Maharani yang jelas memiliki mesin politik riil di PDI-P," kata Umam.
Atas dasar itu, Umam menilai wajar apabila Cak Imin ingin mengoreksi skema koalisi PKB bersama Gerindra.
"Karena peluangnya menjadi cawapres kian mengecil dan posisinya seolah dipandang sebelah mata oleh teman koalisi," ujarnya.
Baca juga: Tanggapi soal Prabowo-Ganjar untuk Pilpres 2024, Gerindra Singgung soal Waktu
Umam kemudian mengungkapkan, peluang PKB jika lepas dari poros Gerindra.
Menurutnya, PKB justru akan leluasa mencari komposisi baru itu dengan membangun narasi politik Islam moderat di panggung demokrasi Indonesia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.