Dua pesawat pertama terbang ke Serawak, serta Sandakan dan Kinibalu yang masuk wilayah Malaysia.
Baca juga: AS dan Kanada Kerahkan Jet Tempur untuk Kawal Pesawat Pembom Rusia
Sedangkan satu pesawat lainnya diterbangkan ke Australia yang dipiloti Komodor Udara Suwondo. Ia terbang membawa peralatan militer berupa perasut, alat komunikasi, dan makanan kaleng.
Suwondo bersama tunggangannya menyiapkan skenario untuk menurunkan barang-barang di Alice Springs yang berada tepat di tengah benua Australia.
Skenario ini untuk menunjukkan bahwa AURI mampu mencapai jantung benua Australia.
Menjelang pelaksanaan misi tersebut, semua kru dikumpulkan di Wing 003, Lanud Iswahyudi, Madiun, sekitar pukul 23.00 WIB, untuk briefing sebentar.
Pada pukul 01.00 WIB, pesawat pengebom terbang di langit Madiun menuju Australia.
Dalam penerbangannya, Tu-16 yang dipiloti Suwondo terbang rendah untuk menghindari over the horizon radar system. Radar ini mampu memantau seluruh kawasan Asia-Pasifik.
Pesawat pun sukses menembus Australia dan men-drop barang bawaannya. Skenario berjalan lancar tanpa ada hambatan.
Pesawat pencegat F-86 Sabre pun tak terlihat aktivitasnya. Begitu pun rudal antipesawat Bloodhound Australia yang ditakuti juga tertidur lelap.
Pesawat kembali ke Madiun pada pukul 08.00 WIB, hari yang sama dalam penerbangan dari Madiun menuju Australia.
Baca juga: Rusia Kirim Jet Pembom Tu-22M3 dan Sistem Rudal Iskander ke Crimea
Sementara, misi di Sandakan, Tu-16 berangkat dari Lanud Iswahyudi pukul 00.00 WIB, satu jam sebelum keberangkatan Tu-16 ke Australia.
Pesawat ini menuju Sandakan dengan membubung hingga 11.000 meter dan sampai ke daerah misi menjelang azan subuh.
Saat itu, lampu-lampu rumah penduduk setempat masih menyala. Pesawat terus turun sampai ketinggian 400 meter.
Persis di atas target, ruang bom atau bomb bay dibuka untuk menurunkan pamflet. Pamflet pun berhamburan keluar, disedot angin yang berembus kencang.
Usai satu sortie, pesawat berputar, dan kembali ke lokasi semula. Sekembalinya ke lokasi, lampu-lampu rumah penduduk yang sebelumnya menyala seketika gelap gulita.
Rupanya, penduduk setempat telah diajari Inggris untuk mengantisipasi apabila terjadi serangan udara. Pesawat pun kembali ke pangkalan pukul 08.30 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.