JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P TB Hasanuddin menilai, sejumlah kesepakatan yang diambil Presiden Joko Widodo dengan para pemimpin negara G20 merupakan sesuatu yang bagus karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Namun, ia mengingatkan, agar kesepakatan itu diimplementasikan dengan baik.
"Saya melihat kesepakatan-kesepakatan bilateral yang dibuat pemerintah Indonesia dengan beberapa negara tersebut adalah sebuah capaian yang bagus dan memang sektor kerjasamanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ujar TB Hasanuddin saat dimintai konfirmasi, Kamis (17/11/2022).
"Namun, perlu diingat bahwa hal yang paling penting adalah bagaimana kemudian implementasi dari kesepakatan nantinya di lapangan oleh kementerian terkait," sambungnya.
Baca juga: Usai KTT G20, Jokowi Blusukan ke Pasar Badung
Dia menjelaskan, dalam konteks bilateral, kesepakatan-kesepakatan itu adalah sebuah prestasi bagi Indonesia karena mempererat hubungan bilateral dengan negara lain.
Walau demikian, KTT G20 adalah forum multilateral, sehingga ukuran prestasinya adalah kesepakatan kolektif para anggota G20.
"Kesepakatan inilah yang masih kita tunggu, terutama mengenai apa langkah bersama dari negara-negara G20 untuk mengantisipasi dampak dari potensi krisis energi dan pangan yang diprediksi akan timbul tahun depan," jelas TB Hasanuddin.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Laksono menyebut kesepakatan yang berhasil diraih Jokowi sebagai gebrakan luar biasa.
"Ini suatu gebrakan yang luar biasa. Memang ini momennya untuk membuat semua kesepakatan tersebut. Akan tetapi tim ekonomi Jokowi di bawah Pak Airlangga Hartarto telah bekerja optimal sejak awal untuk menginisiasi kerja sama tersebut," kata Dave.
Baca juga: Puncak Kepulangan Delegasi G20, Kemenhub Pastikan Penerbangan Via Bandara Ngurah Rai Lancar
Diketahui, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, RI menghasilkan sejumlah kerja sama dengan negara-negara sahabat. Berikut lima di antaranya.
1. Investasi Rp 10 triliun
Pada Senin (14/11/2022), Presiden Jokowi menggelar pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Dalam pertemuan tersebut, Biden mengungkapkan rencana investasi AS ke RI dengan nilai sekitar 700 juta dollar AS atau lebih dari Rp 10 triliun.
"Bersama, kita mengejar masa depan yang lebih baik dengan kemitraan baru melalui Millennium Challenge Corporation (MCC) untuk berinvestasi 700 juta Dollar AS," kata Biden, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Merujuk lembar fakta yang diunggah di situs resmi White House, pemerintah AS dan Indonesia telah menyelesaikan negosiasi untuk meluncurkan MCC Compact senilai total 698 miliar Dollar AS.