Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas Ungkap Potensi PAN Ditinggal Pemilihnya, Ini Respons Zulkifli Hasan

Kompas.com - 26/10/2022, 19:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tidak mau berkomentar banyak terkait hasil survei Litbang Kompas yang menyebut Pemilih PAN paling berpotensi bergeser ke partai politik (parpol) lain.

Ia hanya berharap, semua pihak mau mendukung partainya pada kontestasi Pilpres tahun 2024.

"Ya, mudah-mudahan teman teman semua dukung PAN," kata Zulkifli Hasan ditemui usai melantik kader perempuan PAN di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Pria yang karib disapa Zulhas ini pun tidak mau berbicara lebih lanjut mengenai hasil survei, termasuk soal elektabilitas beberapa kandidat calon presiden (capres).

Baca juga: Litbang Kompas”: Pemilih PPP dan PAN Paling Berpotensi Bergeser ke Parpol Lain

Kendati begitu, ia sempat menyebut nama Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya. Erick memang menghadiri acara tersebut mengenakan baju batik dan duduk bersebelahan.

Zulhas menyatakan, Erick sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri. Ia pun menyampaikan, Erick Thohir menjadi salah satu orang yang disebut-sebut dalam Rakernas PAN menjadi bakal Capres tahun 2024.

"Kemarin kita Rakernas di Istora selain dari KIB, KIB itu Ketum partai, memang saya, Pak Airlangga, Pak Harso waktu itu tentu sekarang gantinya Pak Mardiono, tentu sebagai koalisi KIB mengangkat Ketumnya masing-masing (sebagai Capres)," ucap dia.

"Gubernur ada juga, Pak Ganjar, dan lain-lain. Tapi dari kementerian cuma satu, itu namanya Pak Erick Thohir, calon kita," tuturnya.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Demokrat Salip Golkar, PDI-P Tetap Teratas

Sebelumnya diberitakan, ada dua partai dengan pemilihnya berpotensi bergeser ke partai politik (parpol) lain, yaitu PPP dan PAN.

Dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang berlangsung 24 September-7 Oktober, angka pergeseran atau volatilitas pemilih PPP di angka 61,1 persen. Sedangkan volatilitas pemilih PAN adalah 59,4 persen.

“Hampir separuh pemilihnya masuk kategori lebih cair untuk berpindah pilihan,” ujar peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, dikutip dari Harian Kompas, Senin (25/10/2022).

Yohan Wahyu mengungkapkan, pemilih PPP cenderung beralih ke parpol berbasis Islam lainnya. Sementara itu, responden pemilih PAN cenderung akan banyak yang bergeser ke Partai Demokrat.

Litbang Kompas/RFC/YOH Survei Litbang Kompas: Loyalitas Pemilih PDI-P dan PKS Menurun

Angka volatilitas kedua parpol meningkat tajam jika dibandingkan pada survei yang sama pada Juni 2022.

Kala itu, volatiltas pemilih PAN hanya berada di angka 38,5 persen, dan PPP di angka 37,7 persen.

Yohan mengungkapkan tingkat volatiltas juga ditentukan oleh keputusan parpol mengusung kandidat capresnya.

"Apalagi, survei juga menangkap adanya potensi ‘perlawanan’ dari pemilih partai jika harapan mereka terhadap sosok calon presiden yang diidamkan tidak sesuai dengan calon presiden pilihan partai yang ia pilih,” kata Yohan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com