Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Andika Ingin Kepala Negara Partisipan G20 Aman-Nyaman, TNI Akan Beri Pengamanan Ekstra

Kompas.com - 20/10/2022, 17:38 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa telah menyiapkan 18.030 personel dan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mengamankan agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, pada November 2022.

Andika mengatakan, bentuk pengamanan ini merupakan sebagai upaya agar kepala negara partisipan G20 merasa aman dan nyaman ketika berkunjung ke Indonesia.

“Intinya kami ingin para kepala negara ini merasa aman dan merasa nyaman,” ujar Andika dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/10/2022).

Andika mengatakan, TNI tetap menyiapkan semua unsur keamanan meskipun negara-negara partisipan akan membawa perangkat keamanannya masing-masing.

Baca juga: Pengamanan Siber KTT G20 Bali Dipimpin BSSN, Panglima: TNI Ikuti Aturan Mereka

Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan skenario apabila di tengah pelaksanaan G20 terjadi bencana alam.

Mulai dari skenario perencanaan, evakuasi, hingga pelibatan bandara terdekat yang akan digunakan dalam tanggap bencana alam.

“Selain itu juga apabila ada kondisi medis yang bersifat emergency ini sudah kita bicarakan,” terang Andika.

“Semua sudah kita lakukan dalam tactical floor game yang pertama, tactical for game ini seperti simulasi,” sambung Andika.

Adapun 18.030 personel yang dikerahkan untuk mengamankan titik VVIP kepala negara partisipan G20. Dari total jumlah personel ini, terdapat 3.200 personel Polri, 492 personel dari institusi lain, dan sisanya prajurit TNI.

Baca juga: 4 Jet Tempur TNI AU hingga Pesawat Intai Akan Amankan KTT G20 di Bali

Andika juga sudah membentuk beberapa Satuan Tugas (Satgas) yang mencakup Satgas VVIP, Satgas Laut, dan Satgas Udara.

Andika menjelaskan, Satgas VVIP bertugas untuk mengamankan kepala negara partisipan G20. Satgas VVIP hingga kini sudah menyiapkan paket pengamanan dengan estimasi 42 kepala negara.

Sedangkan Satgas Laut akan mengerahkan 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut. Nantinya, alat utama sistem persenjataan (alutsista) matra laut ini akan mengamankan titik lingkar Pulau Bali.

“Termasuk pengamanan atau pendampingan terhadap kapal militer negara-negara partisipan yang mungkin akan kirimkan,” ujar Andika.

Baca juga: Jadi Landmark Ikonik, Ini Monumen G20 di Bali

Sementara, Satgas Udara akan melibatkan empat pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara, masing-masing dua jet tempur F-16 serta dua jet tempur Sukhoi terdiri dari Su-27 serta Su-30.

Satgas ini juga menyiapkan 13 helikopter yang mencakup lima helikopter TNI AL, dua helikopter TNI AD, dan enam helikopter TNI AU.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com