Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 14/10/2022, 05:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyebut, dicalonkannya Anies Baswedan sebagai presiden untuk Pemilu 2024 akan memberikan keuntungan sekaligus kerugian buat Partai Nasdem.

Dia memprediksi, suara Nasdem di sebagian daerah di Jawa akan melemah. Namun, diperkirakan, partai besutan Surya Paloh itu akan mendulang suara lebih di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Besar kecilnya suara Nasdem tersebut akan bergantung pada basis massa Anies.

"Kalau kita melihat basis massanya Anies, ada kecenderungan Nasdem akan melemah di Jawa Tengah, di Jawa Timur, di daerah-daerah minoritas di Bali, NTT, Sulawesi Utara," kata Yunarto kepada Kompas.com, Kamis (13/10/2022).

Baca juga: Hasto Blak-blakan Alasannya Getol Serang Nasdem: Karena Pernyataan Antitesis Jokowi

"Tapi mungkin akan punya potensi menguat di Sumatera dan Kalimantan," tuturnya.

Menurut Yunarto, di awal, massa Nasdem akan cukup terkejut dengan keputusan partai tersebut mengusung Anies sebagai capres.

Sebabnya, pemilih Nasdem umumnya pendukung Presiden Joko Widodo yang notabene dari partai nasionalis.

Citra itu berseberangan dengan persona Anies yang selama ini lebih banyak dipilih oleh basis massa religius.

"Jadi di awal-awal mungkin ada sebagian segmen pemilih yang lari," ujar Yunarto.

Namun, menurut Yunarto, dinamika politik tersebut sudah diperkirakan oleh Surya Paloh. Oleh karenanya, Nasdem memutuskan mendeklarasikan pencalonan Anies lebih awal.

Harapannya, Nasdem punya lebih banyak waktu untuk menggaet ceruk-ceruk pemilih baru.

"Tapi dengan sisa waktu masih satu tahun lebih dan menurut saya itu strategi yang disengaja mungkin dilakukan oleh Bang Surya Paloh dengan Partai Nasdem ketika mereka bilang segmen tertentu, mereka masih punya waktu untuk membangun segmen baru itu," kata dia.

Perihal coat-tail effect atau efek ekor jas yang didapat Nasdem dari pencalonan Anies, lanjut Yunarto, bergantung dari partai mana saja yang menjadi koalisi serta siapa calon wakil presiden (cawapres) yang diusung.

Seandainya Nasdem sepakat berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), diperkirakan PKS mendapat efek ekor jas lebih banyak. Sebab, massa PKS dan Anies sama-sama berasal dari kalangan religius.

Sementara, jika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih sebagai cawapres, diprediksi efek ekor jas terbesar akan didulang oleh Demokrat.

Dengan demikian, Nasdem justru tak akan banyak mendapat efek ekor jas pencalonan Anies.

"Itu yang menyebabkan Bang Surya Paloh mengambil keputusan jauh-jauh hari yang mengagetkan banyak pihak, karena mungkin ia menyadari bahwa waktu yang dibutuhkan harus cukup panjang untuk kemudian menetralisir sebagian basis massa yang hilang dan mendapatkan segmen baru," kata Yunarto.

Baca juga: Jokowi Singgung Reshuffle, Sekjen Tegaskan Nasdem Tetap Dukung Pemerintah Hingga Akhir

Sebagaimana diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres Partai Nasdem pada Senin (3/10/2022).

Dia dipilih sebagai satu dari tiga bakal capres yang digadang-gadang partai besutan Surya Paloh itu. Selain Anies, Nasdem semula juga menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

"Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya adalah why not the best? (mengapa tidak yang terbaik?)," kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).

Meski mengusung Anies, Nasdem tak mewajibkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu untuk bergabung menjadi kader partainya. Anies juga dibebaskan memilih calon wakil presidennya sendiri.

Perihal koalisi, Nasdem sejak lama membangun komunikasi dengan Demokrat dan PKS. Namun, kerja sama di antara ketiganya belum juga diresmikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hampir Dua Bulan Berlalu, Pilot Susi Air Belum Juga Dibebaskan

Hampir Dua Bulan Berlalu, Pilot Susi Air Belum Juga Dibebaskan

Nasional
MK: Tak Relevan Menyamakan Masa Jabatan Kepala Desa dengan Presiden

MK: Tak Relevan Menyamakan Masa Jabatan Kepala Desa dengan Presiden

Nasional
Memilih Pemimpin yang Menguasai Geopolitik Indonesia

Memilih Pemimpin yang Menguasai Geopolitik Indonesia

Nasional
Ratusan Huntara Bunga Siap Dihuni Penyintas Gempa Cianjur

Ratusan Huntara Bunga Siap Dihuni Penyintas Gempa Cianjur

Nasional
Modus Cuci Uang Oknum Kemenkeu: Punya 5-8 Perusahaan Cangkang, Pakai Nama Sopir hingga Tukang Kebun

Modus Cuci Uang Oknum Kemenkeu: Punya 5-8 Perusahaan Cangkang, Pakai Nama Sopir hingga Tukang Kebun

Nasional
Indonesia Fokus Hindari Sanksi FIFA, Jangan sampai Dikucilkan dari Sepak Bola Dunia

Indonesia Fokus Hindari Sanksi FIFA, Jangan sampai Dikucilkan dari Sepak Bola Dunia

Nasional
Ganjar Blunder soal Tolak Israel, 'Dirujak' Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam

Ganjar Blunder soal Tolak Israel, "Dirujak" Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Masa Jabatan Kades di MK Kandas | Kapolri Lantik Kabaintelkam

[POPULER NASIONAL] Gugatan Masa Jabatan Kades di MK Kandas | Kapolri Lantik Kabaintelkam

Nasional
Muhaimin Bakal Hadiri Acara Silaturahmi Ramadhan PAN

Muhaimin Bakal Hadiri Acara Silaturahmi Ramadhan PAN

Nasional
Tanggal 3 April Hari Memperingati Apa?

Tanggal 3 April Hari Memperingati Apa?

Nasional
RUU Jakarta Mulai Dibahas jelang Pemindahan Ibu Kota ke IKN

RUU Jakarta Mulai Dibahas jelang Pemindahan Ibu Kota ke IKN

Nasional
BERITA FOTO: Simulasi Perang Khusus Awali Penyematan Brevet Kopaska

BERITA FOTO: Simulasi Perang Khusus Awali Penyematan Brevet Kopaska

Nasional
Ditjen HAM Sebut 60 Persen Tahanan di Indonesia Terkait Kasus Narkotika

Ditjen HAM Sebut 60 Persen Tahanan di Indonesia Terkait Kasus Narkotika

Nasional
BERITA FOTO: Alkes Bekas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Akan Dihibahkan

BERITA FOTO: Alkes Bekas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Akan Dihibahkan

Nasional
Amnesty International Menilai Ada Ego Kelompok dalam Penolakan Timnas Israel

Amnesty International Menilai Ada Ego Kelompok dalam Penolakan Timnas Israel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke