JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menghilangkan ratusan nyawa Aremania dinilai tak bisa terlepas dari tanggungjawab Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Hal tersebut diungkapkan oleh Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bidang Penyuluhan Beka Ulung Hapsara.
Menurut Beka, PSSI sebagai lembaga sepakbola tertinggi di Indonesia memiliki tanggung jawab penuh atas tragedi kemanusiaan itu.
Baca juga: Komnas HAM Dalami Peran PT LIB, PSSI hingga Broadcaster dalam Tragedi Kanjuruhan
"Bagaimanapun juga kan PSSI penanggungjawab tertinggi persepakbolaan di Indonesia," ujar Beka di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary Nomor 4B, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
Beka juga menyinggung soal tanggung jawab dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang menjadi pelaksana penyelenggara Liga 1 Indonesia.
Dalam pemeriksaan yang akan digelar hari ini pukul 10.00 WIB, PT LIB akan ditanya soal tanggung jawab pelaksanaan pertandingan sehingga menyebabkan tragedi kemanusiaan.
"LIB jadi pelaksananya (diminta untuk) ngomong soal kompetisi," ujar dia.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pejabat Berwenang Perlu Mundur Akibat Tragedi Kanjuruhan
Pihak lain yang diminta keterangan pertanggungjawaban oleh Komnas HAM juga adalah pihak broadcaster atau stasiun tv yang menyiarkan pertandingan.
Dalam hal ini, broadcaster akan dihadirkan pukul 14.00 WIB untuk ditanya kebijakan jam tayang pertandingan.
Kemudian disusul pemeriksaan PSSI pukul 15.00 WIB.
Pemeriksaan secara maraton tersebut juga akan membahas peran masing-masing pihak yang terlibat.
"Kami (juga) meminta dokumen yang terkait dengan penyelenggaraan pertandingan Arema melawan Persebaya kemarin dibawa, termasuk juga dokumen pendukung lainnya misalnya statuta PSSI maupun juga kebijakan internal," papar dia.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Mayoritas Publik Kecewa dengan Terjadinya Tragedi Kanjuruhan
Sebagaimana diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) menelan banyak korban jiwa dan korban luka.
Hingga Selasa (11/10/2022), tercatat 132 orang meninggal dunia. Sementara, ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat.
Banyaknya korban yang jatuh diduga karena kehabisan oksigen dan berdesakan setelah aparat menembakkan gas air mata ke arah tribune.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.