Melihat dinamika ini, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menyebut bahwa sikap PDI-P ke Nasdem tak lepas dari sosok capres yang hendak mereka usung. Anies selama ini identik dengan oposisi pemerintah.
Oleh karenanya, sebagai partai penguasa, PDI-P tak ingin Nasdem mengusung sosok yang berlawanan dengan pemerintah, padahal Nasdem masih jadi bagian dari koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin.
Alasan lainnya, kata Djayadi, karena Nasdem berencana berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Diketahui, kedua partai merupakan oposisi di dua periode pemerintahan Jokowi.
"Ini lebih karena PDI-P tidak suka Anies, atau tidak suka, tidak cocok sama Demokrat dan PKS yang mungkin bergabung dengan koalisi pendukung Anies," kata Djayadi kepada Kompas.com, Selasa (11/10/2022).
Namun demikian, menurut Djayadi, sikap yang ditunjukkan Hasto itu tak memperlihatkan kedewasaan dalam berpolitik.
Sebab, Nasdem berkoalisi dengan Jokowi hanya untuk pemerintahan 2019-2024. Sementara, pencapresan Anies dimaksudkan untuk Pemilu 2024.
Jika capres yang diusung Nasdem jadi alasan, seharusnya, PDI-P juga bersikap sama terhadap partai-partai politik lain yang sudah mendeklarasikan calon presiden, seperti Gerindra yang mencalonkan Prabowo.
Oleh karenanya, lanjut Djayadi, tak seharusnya pencapresan Anies ini berujung pada disingkirkannya menteri-menteri Nasdem dari Kabinet Indonesia Maju.
"Kalau Jokowi atau PDI-P menghendaki agar menteri-menteri dari partai Nasdem dipecat karena sudah punya sikap politik, maka seharusnya bukan hanya Nasdem, partai Prabowo juga harus dipecat karena kan sudah punya calon sendiri," ujar dosen Universitas Paramadina itu.
Baca juga: Demokrat Minta Parpol Koalisi Pemerintah Hargai Keputusan Nasdem Usung Anies sebagai Capres
Sementara, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menduga, Anies bukan alasan sebenarnya di balik sikap keras PDI-P ke Nasdem. Menurut dia, ini lebih karena Nasdem hendak berkoalisi dengan Demokrat dan PKS.
Jika Nasdem berkoalisi dengan oposisi untuk Pemilu 2024, maka, wajar PDI-P khawatir partai yang dimotori Surya Paloh itu tak lagi sejalan dengan pemerintahan kini.
"Jadi ini bukan tentang Anies. Mau dia (Nasdem) mencalonkan siapa pun, tapi kemudian membangun koalisi dengan partai oposisi, artinya kan platform dan pola pikirnya dengan pemerintah kan sudah berbeda," kata Yunarto kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).
Menurut Yunarto, panas dingin hubungan Megawati dan Surya Paloh beberapa tahun terakhir juga menambah ketegangan sikap PDI-P ke Nasdem.
Oleh karenanya, pada akhirnya muncul sikap yang berbeda antara PDI-P dengan Nasdem, dibandingkan dengan perangai partai banteng ke Gerindra yang sama-sama telah mendeklarasikan capres.
"Ini tentang koalisi dengan oposisi, bukan tentang Anies. Anies itu saya pikir punya nilai yang sama dengan semua capres lain," kata Yunarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.