Semua langkah di atas mungkin akan menghabiskan banyak energi, baik materi maupun moril. Ada denda, kerugian, sanksi FIFA yang membayangi dan lain sebagainya.
Namun itu bukan restitusi; Restitusi sejatinya membantu orang-orang yang telah dirugikan untuk dapat bangkit kembali. Utamanya keluarga dari para suporter yang telah meninggal dunia.
Menghormati dan menghargai (Respect). Setiap pandangan yang datang kepada organisasi atau pejabat publik harus dipandang sebagai pesan yang harus dihormati dan dihargai bagi perbaikan dunia sepak bola tanah air.
Ada kritik yang pedas, analisis yang tajam dan beragam saran tentu menjadi dasar dalam proses perbaikan sistem sepak bola kedepan. Tidak perlu terlampau reaktif, phobia apalagi kontroversial berlebihan menanggapi semua itu.
Kita bisa belajar tentang bagaimana membangun komunikasi yang efektif di masa krisis dari Tony Fernandes CEO Air Asia kala pesawatnya dengan nomer lambung QZ8501 jatuh tahun 2014.
Antara apa yang diucapkan, ekspresi hingga apa yang tertulis di media sosial sebangun sejalan. Berani mengambil tanggung jawab dan memberikan dukungan penuh terhadap proses pencarian hingga penyelidikan terkait hilangnya pesawat.
Fase awal saat mengetahui pesawat hilang, dirinya serius dan fokus membangun pesan ‘bonding’ untuk crew dan penumpang.
Dalam unggahan twitter dia mengatakan “Hati saya diliputi kesedihan untuk seluruh keluarga yang berada di QZ 8501. Atas nama AirAsia, saya turut berduka cita. Kata-kata tak bisa mewakili penyesalan yang saya rasakan”.
Tidak ada ungkapan rugi atau untung, semua pesan berorientasi kepada korban.
Adapun media sosial personal Tony Fernandes dan maupun institusi Air Asia digunakan dengan maksimal untuk mengabarkan apa yang terjadi.
Dari waktu ke waktu, secara real time untuk mengikis keterbatasan informasi. Ditambah dengan interaksi simbolik yang mendukung, AirAsia mengubah gambar latar dan gambar profil akun resmi Twitter mereka @AirAsia dengan warna kelabu.
Tercatat 6 akun Facebook resmi AirAsia yang mengubah warna logonya; AirAsia Singapura, Australia, Filipina, India, Indonesia, dan AirAsia Internasional.
Setiap unggahan disematkan hastag #PrayForAirAsia, agar pembaca lebih mudah menelusuri beragam informasi terkait jatuhnya pesawat Air Asia.
Saling bertukar gambar dengan empati, saling menelusuri hadirnya kepastian terhadap apa yang sedang terjadi. Krisis telah berhasil menjadikan semua yang terkena lebih kuat dibandingkan sebelumnya.
Penonton sepak bola kemarin datang lebih awal, agar tidak terlewatkan pertandingan hingga akhir.
Dalam kondisi letih malam itu, supporter Arema menyaksikan timnya yang pernah sangat digdaya di percaturan sepak bola Indonesia kalah di kandang sendiri oleh kompetitor laten, Persebaya.
Masuknya suporter ke lapangan menjadi akumulasi dari performa Arema yang tidak kunjung membaik dalam rentang kompetisi.
Maka ungkapan pejabat atau pemangku kepentingan jangan kemudian pada akhirnya menambah duka lebih dalam karena ketidaksesuaian dalam menempatkan sikap dalam ruang publik.
Ungkapan "Tidak ada sepak bola yang seharga nyawa" harus menjadi inspirasi perubahan, bukan sekadar kata-kata yang terangkai di spanduk dan digital poster, namun bisa diterapkan dalam kehidupan agar peristiwa kelam seperti ini tidak perlu terjadi lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.