Lembaga wakaf, dia melanjutkan, perlu secara konsisten mengedukasi masyarakat mengenai wakaf sebagai satu bagian dari aktivitas penghimpunan wakaf.
“Perlu dirumuskan cara dan metode yang tepat, sehingga wakaf mudah dipahami oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Pelibatan influencer dari berbagai kalangan sebagai brand ambassador wakaf perlu dilakukan,” paparnya.
Kedua, aktivitas penghimpunan wakaf harus bisa menyampaikan value wakaf, bukan sekadar gimik-gimik program wakaf untuk mencapai target penghimpunan.
“Gimik tidak akan bertahan lama, karena tidak membentuk paradigma dalam persepsi masyarakat. Kampanye wakaf jadi sama seperti kampanye donasi pada umumnya. Masyarakat berdonasi dan selesai,” jelasnya.
Baca juga: IK Dompet Dhuafa dan Rebach Internasional Luncurkan Re-Space untuk Bantu Optimalkan SDM Terampil
Syafi’ie melanjutkan, hal berbeda akan terjadi jika aktivitas penghimpunan wakaf mengomunikasikan value setiap kampanye dilakukan.
“Masyarakat akan terbangun persepsinya dan memberikan pemahaman baru tentang wakaf. Adanya shifting paradigm masyarakat terhadap wakaf inilah yang bisa menjanjikan kelanggengan transaksi wakaf,” imbuhnya.
Ketiga, aktivitas penghimpunan wakaf mesti mampu membangun ekosistem wakaf. Di sini, wakaf harus dipandang dalam kerangka besar peradaban wakaf.
Pasalnya, membangun peradaban wakaf tentu saja mesti melibatkan banyak pihak. Lembaga wakaf tidak bisa berjalan sendiri.
Semua stakeholder harus dikelola dengan baik agar bisa memainkan perannya dalam semesta ekosistem wakaf.
“Wakif misalnya, jangan hanya dikelola untuk mendapatkan transaksi, setelah itu selesai. Namun, mesti dipandang sebagai aset dalam semesta ekosistem wakaf,” ujar Syafi’ie.
Baca juga: Dompet Dhuafa bersama LKIHI FH UI Gelar Diseminasi Publik soal Pemenuhan HAM di Indonesia
Menurutnya, seorang wakif bisa menjadi influencer wakaf ketika merasa puas dengan performa nazir dalam mengembangkan aset wakaf serta penyampaian laporan perkembangan yang transparan dan profesional.
Selain wakif, dia berujar, ada mitra pengelola wakaf yang perlu dikelola dengan baik.
“Dalam mengelola dan mengembangkan aset wakaf, nazir perlu bekerja sama dengan mitra pengelola wakaf. Mereka adalah entitas profesional sesuai bidang keahliannya," ucapnya.
Nantinya, target aset wakaf produktif yang dikelola mitra pengelola wakaf bisa menghasilkan surplus wakaf secara optimal.
Semakin besar surplus wakaf yang terhimpun, semakin besar pula penyaluran kepada mauquf ‘alaih.