Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Deklarasi di Rapimnas Demokrat dan Peluang Duetkan Anies-AHY

Kompas.com - 17/09/2022, 07:17 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat pada Kamis-Jumat, 15-16 September 2022 lalu, tidak menghasilkan keputusan konkret mengenai calon presiden yang akan diusung.

Dalam pidatonya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanya menyampaikan kriteria pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung Demokrat pada 2024 mendatang.

"Terkait kriteria capres-cawapres, di samping harus memiliki integritas, pasangan itu harus memiliki dukungan kuat dari masyarakat,” kata AHY.

Baca juga: Demokrat Ungkap Kriteria Capres-Cawapres, Duet Anies-AHY Menguat?

Syarat lainnya, pasangan calon itu mesti memiliki hubungan yang baik dan rasa saling percaya.

“Tak kalah pentingnya pasangan ini harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan saling percaya, saling menguatkan, saling melengkapi,” ujar dia.

AHY menyebutkan, Demokrat tengah membangun koalisi dengan dua partai politik yang menurutnya memiliki semangat dan energi perubahan untuk membawa Indonesia lebih baik.

Dia tidak menyebutkan nama dua parpol itu, namun sejauh ini Demokrat tengah membangun komunikasi politik dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

AHY juga mengatakan, Demokrat siap memperjuangkan kader utamanya menjadi bagian dari pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung.

Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, kader-kader Demokrat sesungguhnya ingin mengusung AHY sebagai calon presiden atau calon wakil presiden pada 2024 mendatang.

"Aspirasi kader dari seluruh Indonesia yang hadir di sini, merupakan para pimpinan struktur partai dari pusat, provinsi, sampai kabupaten/kota dan juga pada wakil rakyat Partai Demokrat yang mencapai 3.000-an orang memang menginginkan mengusung Mas AHY sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024," kata Herzaky.

Baca juga: Narasi Perbaikan dan Perubahan Dinilai Jadi Kode Demokrat Bakal Usung Anies-AHY

Herzaky menyatakan, meski kader mendukung AHY, hingga kini Demokrat belum menentukan sosok yang bakal diusung pada Pilpres 2024.

Ia menjelaskan, rapimnas hanya ajang penyampaian aspirasi yang akan diteruskan ke Majelis Tinggi Partai, termasuk soal nama calon presiden dan wakil presiden.

"Rapimnas ini ada keputusannya berupa rekomendasi, menyerahkan kepada AHY untuk menyusun atau memperjuangkan koalisi, kemudian ingin mengusung kader utama partai Demokrat sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024," ujar Herzaky.

Sementara itu, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan menyebutkan, penentuan calon presiden dan pembentukan koalisi dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Syarief mengatakan, komunikasi yang dibangun antara Demokrat, Nasdem, dan PKS untuk menjajaki koalisi pun terus berjalan dengan baik.

“Doakan saja tidak lama lagi. Oktober kita masih punya waktu banyak. Tidak usah buru-buru,” kata dia.

Baca juga: Jubir Demokrat: Kader Ingin Usung AHY Jadi Capres atau Cawapres di Pilpres 2024

Duet Anies-AHY?

Sikap Partai Demokrat yang tidak mendeklarasikan kadernya sebagai calon presiden lantas menimbulkan spekulasi bahwa Demokrat bakal mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden, didampingi AHY selaku calon wakil presiden.

Seperti diketahui, Anies sendiri sudah menyatakan diri siap untuk maju sebagai calon presiden.

Mantan menteri itu pun masuk dalam daftar kandidat calon presiden hasil Rapat Pimpinan Nasional Partai Nasdem, partai yang dekat dengan Demokrat.

Baca juga: AHY Singgung Gangguan Soliditas Partai, Syarief Hasan: Demokrat Sudah Pengalaman

Syarief Hasan juga tidak menampik bahwa Anies bisa menjadi salah satu tokoh yang diusung Demokrat dalam Pilpres 2024.

"Memang (nama Anies) sudah sebagian beredar. Beliau punya wawasan bagus dan punya chemistry dengan AHY. Tapi, ini masih taraf finalisasi,” kata Syarief.

Akan tetapi, ia mengingatkan, pekerjaan rumah utama Demokrat saat ini adalah meningkatkan elektabilitas dan membentuk koalisi.

"(Elektabilitas) Demokrat sudah tiga besar, (elektabilitas) AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) juga naik. Kalau makin naik akan jadi bahan pertimbangan,” ujar dia.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, peluang Demokrat menduetkan Anies dan AHY sangat terbuka.

Menurut Umam, hal itu tercermin dari pernyataan AHY yang menyebut Demokrat bakal mengusung calon presiden dan wakil presiden yang mempresentasikan perbaikan dan perubahan.

“Sebab narasi perubahan dan perbaikan hanya bisa direpresentasikan oleh kekuatan politik yang berbeda dengan rezim kekuasaan saat ini,” ujar Umam.

Baca juga: Siap Maju Capres 2024, Anies Harap Dinilai dari Rekam Jejak di Jakarta

Umam berpandangan, Demokrat bakal condong mengusung Anies karena sama-sama memiliki pandangan yang berbeda dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Sudah jamak diketahui Anies merupakan tokoh yang dianggap berbeda dari arus besar kekuasaan Istana saat ini,” ujar Umam.

“Karena itu pasangan Anies-AHY berpeluang menjadi simbol perlawanan terhadap arus besar kekuasaan, dengan mengusung narasi perubahan dan perbaikan,” kata dia.

Umam pun menilai duet Anies-AHY juga memiliki modal elektabilitas yang cukup mumpuni berdasarkan jajak pendapat sejumlah lembaga survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com