Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik KSAD Dudung-Effendi Sisakan Kritik Pengerahan Prajurit Masuk ke Politik

Kompas.com - 16/09/2022, 08:09 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menyatakan dengan lapang dada menerima permintaan maaf anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan Effendi Simbolon.

Menurut dia, pernyataan Effendi menunjukkan tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan.

“Toh, Tuhan Maha Pemaaf, masa manusia tidak memaafkan, kami juga memaafkan. Manusia tidak terlepas dari kekhilafan, kesalahan, ya itulah pada dasarnya manusia tidak sempurna,” kata Dudung dalam konferensi pers di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Nyanyian Gerombolan dan Ormas Effendi Simbolon, Kritik untuk TNI

Walaupun sudah memaafkan, Dudung tetap mempersilakan Effendi jika ingin menemuinya untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung. Bahkan, Dudung siap kapan saja apabila Effendi ingin menemuinya.

“Saya kapan saja mau ketemu, boleh. Pak Effendi mau datang juga silakan,” ujar Dudung.

Terkait rencana pertemuan itu, Dudung mengaku hingga kini belum dihubungi Effendi. Meski demikian, ia memastikan akan menerima Effendi apabila ingin mendatanginya ke Mabes AD.

“Di HP saya belum ada SMS, belum ada telepon. Kalau beliau mau datang (ke Mabesad) saya terima dengan baik. Tidak ada masalah,” ucap eks Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.

Baca juga: Minta Prajurit Hentikan Kecaman ke Effendi Simbolon, KSAD: Kita Harus Lebih Dewasa

Adapun polemik Effendi dengan Dudung berawal ketika Komisi I DPR RI menggelar rapat bersama dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI, Senin (5/9/2022).

Dalam rapat tersebut, Effendi menyebut TNI seperti gerombolan. Tidak hanya itu, Effendi juga menyinggung isu renggangnya hubungan Dudung dan Andika.

Tak ayal, dua pernyataan tersebut membuat prajurit TNI AD naik pitam, mulai dari level Komando Distrik Militer (Kodim), Komando Resor Militer (Korem), Komando Daerah Militer (Kodam), hingga ring utama di lingkungan Mabes AD.

Baca juga: MKD Hentikan Kasus TNI Seperti Gerombolan dan Ormas, Effendi Simbolon Singgung soal Intimidasi

Tak lama setelah pernyataannya mendapat kecaman, Effendi langsung menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Mewajarkan

Di sisi lain, Dudung menganggap kecaman prajurit terhadap Effendi sebagai hal wajar.

Dudung beralasan bahwa prajurit selama ini telah berkeringat menjalankan tugas di medan operasi. Apalagi, tugas operasi yang dilaksanakan membuat mereka harus pergi meninggalkan anak dan istri.

Belum lagi, mereka juga dihadapi dengan berbagai kesulitan selama menjalankan tugas operasi tersebut.

“Nah hal inilah yang kemudian mengakibatkan mereka mendengar berita seperti kemarin wajar-wajar saja kalau seorang prajurit menyampaikan ungkapan penyesalan, keprihatinan,” kata Dudung.

Baca juga: Effendi Simbolon Sebut Diancam Dibunuh Buntut Pernyataan TNI Seperti Gerombolan dan Ormas

Halaman:


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com