JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) didasari oleh kalkulasi matang demi mengantisipasi dampak krisis global.
Moeldoko menyatakan, Presiden Joko Widodo selalu berpikir untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar sehingga pemerintah kini fokus untuk menyalurkan subsidi tepat sasaran.
"Isu memang akan selalu berkembang. Mengelola isu negara itu sudah biasa. Pertanyaannya, apakah kebijakan itu sudah dikalkulasi? Sudah pasti. Presiden selalu berpikir untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar," kata Moeldoko dalam siaran pers, Kamis (15/9/2022).
Baca juga: Moeldoko Klaim Penggunaan Kendaraan Listrik Bisa Hemat Devisa hingga Rp 2.000 Triliun
Menurut Moeldoko, pemerintah saat ini sedang membuat keseimbangan baru akibat beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sangat berat.
Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 70 persen subsidi BBM selama ini justru dinikmati oleh masyarakat mampu, yakni pemilik mobil pribadi.
Mantan Panglima TNI ini pun menegaskan bahwa Jokowi selalu mendengarkan pendapat dan kritik masyarakat, serta mempertimbangkan secara matang sebelum menentukan kebijakan menaikkan harga BBM.
"Arah pemerintah sangat jelas, yakni agar subsidi tepat sasaran. Yang perlu dipahami adalah seharusnya kita, masyarakat, ikut membantu pemerintah untuk agar subsidi ini tepat sasaran ke masyarakat miskin dan membutuhkan,” kata dia.
Moeldoko juga mengingatkan, Indonesia turut terimbas oleh situasi global yang sedang tidak baik-baik saja.
Akan tetapi, ia menyebut pemerintah sudah menyiapkan peta jalan pengembangan ekosistem alternatif di bidang kendaraan listrik.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Minta Bertemu Presiden Jokowi
Menurut dia, kebijakan ini tidak hanya menjadi bagian dari transisi energi baru terbarukan, tetapi juga mampu mengurangi konsumsi BBM.
"Kita perlu berhemat, tidak boros menggunakan BBM. Apalagi kalau sudah mampu beli motor atau mobil listrik, kenapa tidak? Itu membawa dampak yang baik bagi Indonesia ke depan," kata Moeldoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.