Sebenarnya, kata dia, kebersamaan antara para petinggi TNI merupakan hal biasa. Namun, di tengah pergantian tongkat kepemimpinan militer, momen Andika dan Yudo jadi sorotan.
Apalagi, kemesraan keduanya tampak ketika isu disharmoni Andika dengan Dudung Abdurachman belum reda.
"Memang tidak bisa dihindari ada kesan Andika mendukung Yudo sebagai penggantinya," kata Anton kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2022).
Menurut Anton, secara normatif, KSAL memang berpeluang cukup besar untuk menjadi Panglima TNI pengganti Andika.
Mengacu Pasal 13 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, posisi Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian.
Sementara, merujuk visi pemerintah, Presiden Jokowi sejak awal terpilih telah menggaungkan tentang Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Jadi memang ada alasan kuat untuk menunjuk KSAL sebagai Panglima TNI," ujar Anton.
Baca juga: Panglima Andika Segera Pensiun, Mahfud MD: Ada Mekanismenya, Tunggu Saja
Anton mengatakan, penunjukan Panglima TNI memang sepenuhnya hak prerogatif presiden.
Namun, menurutnya, ada baiknya Jokowi juga memperhatikan moril para prajurit, terutama dari TNI AL
Ini mengingat hanya KSAL yang belum mendapat giliran memegang posisi Panglima TNI sejak Jokowi menjabat pada 2014.
Padahal, rotasi bergilir kepemimpinan TNI sejak era reformasi didasari semangat kesetaraan antarmatra.
"Hal ini didasari pada pengalaman di era Orde Baru, hanya elite satu matra saja yang menjabat Panglima Angkatan Bersenjata," kata Anton.
"Dengan demikian, jika semua matra mendapat giliran menjabat posisi Panglima TNI, tentu sedikit banyak akan menunjukkan rasa kesetaraan tersebut," lanjut Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.