JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Centra Initiative Al Araf mengingatkan legislator tak mempolitisasi TNI agar tak memicu terjadinya ruang konflik di internal institusi.
Hal itu disampaikan Al Araf berkaitan dengan kabar tidak harmonisnya hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang disinggung anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P Effendi Simbolon.
“Sudah semestinya pemimpin sipil menerapkan pola kontrol sipil obyektif atau democratic civilian control sehingga dapat meredam ruang politisasi di dalam tubuh TNI,” kata Al Araf melalui pesan singkat, Selasa (6/9/2022).
Al Araf menilai, politisasi terhadap TNI, termasuk Polri, juga akan berdampak negatif terhadap pembangunan profesionalsme institusi.
Baca juga: Effendi Simbolon: Sudah Rahasia Umum, di Mana Ada Jenderal Andika, Tidak Ada KSAD Dudung
Hal ini, lanjutnya, dapat mengakibatkan lahirnya konflik internal di dalam tubuh TNI, seperti yang terjadi antara Andika dan Dudung.
Selain itu, Al Araf menyebut bahwa selama ini pola kontrol dari pemimpin sipil terhadap militer lebih banyak menerapkan pola subyektif.
Menurutnya, pola ini pula yang menjadi awal persoalan masalah konflik di dalam tubuh TNI.
“Pola kontrol sipil subyektif itu cenderung mengarah pada dimensi politisasi pemimpin sipil terhadap TNI dan Polri yang mengakibatkan terjadinya konflik internal seperti terjadi dalam kasus Panglima TNI dan KSAD,” ujarnya.
Baca juga: Ojo Dibanding-Bandingke Jenderal Andika dengan Jenderal Dudung
Sementara itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut friksi antar matra maupun antar faksi selalu berpeluang hadir di lembaga militer negara mana pun, termasuk Indonesia.
Hal ini tak lepas karena seorang prajurit dicetak untuk bermental petarung, memiliki semangat kompetisi, dan menjadi pemenang.
Namun, ia menggarisbawahi bahwa munculnya friksi di elite militer harus tahu batasannya.
“Jangan sampai itu berkembang menjadi pemicu instabilitas politik dan keamanan,” ujar Fahmi.
Baca juga: Senyum Andika Perkasa saat Ditanya Masuk Bursa Capres Versi Nasdem...
Sebelumnya, Effendi Simbolon menyinggung hubungan tidak harmonis antara Andika dan Dudung saat rapat di Komisi I DPR RI, Senin (5/9/2022).
Bahkan, Effendi Simbolon menyebut bahwa kabar tidak harominisnya hubungan kedua jenderal tersebut sudah menjadi rahasia umum.
"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak. Rahasia umum, Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," ujar Effendi.