Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Elite PPP Harus Diakui Gagal Lakukan Kerja Elektoral Naikkan Popularitas Partai

Kompas.com - 06/09/2022, 08:43 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi menilai pergantian ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bukan solusi meningkatkan perolehan suara partai itu di Pemilu 2024.

Dalam pandangannya, masalah utama di PPP adalah kegagalan untuk menarik perhatian konstituen muda.

“PPP dengan calon pemilihnya selama ini tidak tergarap dengan baik. Elite-elite PPP harus diakui memang gagal melakukan kerja-kerja elektoral yang mampu mengangkat popularitas partai,” tutur Ari pada Kompas.com, Selasa (6/9/2022).

Baca juga: Suharso Monoarfa Dicopot, Ini Daftar Ketua Umum PPP

Adapun berdasarkan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Banten, Minggu (4/9/2022) Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa diganti oleh Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Mardiono.

Ari memandang petinggi PPP masih menggunakan cara-cara lama yang tidak efektif meningkatkan elektabilitas partai dari kaum muda. Padahal, kelompok ini nantinya akan menjadi pemilih dalam jumlah terbanyak di Pemilu 2024.

“Padahal pemilih pemula butuh partai yang bisa mengejawantahkan suara-suara anak muda,” ujarnya.

Baca juga: Panas di Acara PPP Usai Pencopotan Suharso Monoarfa, Waketum Beri Penjelasan

Ia menyampaikan Suharso dilengserkan bukan hanya karena ketidakmampuannya membangun soliditas internal PPP.

Tapi juga tak ada pengaruh yang dirasakan para kader atas jabatannya sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Dalam skala yang lebih besar, lanjut Ari, konflik internal di tubuh PPP kian memperburuk citra partai politik (parpol) di masyarakat.

“Keributan rumah tangga PPP memberi preseden buruk mengenai pengelolaan partai politik sebagai alat penyaluran aspirasi rakyat di era demokrasi,” ucapnya.

Baca juga: Teriakan Capek, Bohong, Turun Penuhi Acara PPP yang Tak Dihadiri Suharso dan Plt Ketum

Diketahui Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyatakan pergantian jabatan ketua umum PPP diusulkan oleh 30 dari 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dalam mukernas.

Ia juga mengklaim bahwa Suharso telah mengetahui wacana pemberhentiannya sejak lama.

Arsul menegaskan pihaknya pun tetap membuka komunikasi dengan Suharso untuk menempatkannya pada jabatan yang baru.

“Kita ingin tempatkan beliau di posisi terhormat tapi tidak di puncak eksekutif partai,” katanya ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Pencopotan Suharso Monoarfa dan Pamor PPP yang Kian Redup

Arsul turut mengungkapkan alasan pemberhentian Suharso karena kader ingin meningkatkan elektabilitas PPP jelang Pemilu 2024.

“Barangkali teman-teman di bawah itu juga menginginkan itu karena selama ini, misalnya, kok merasa survei PPP (tidak) meningkat. Meskipun kerja-kerja konsolidasi itu sudah banyak dilakukan,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com