Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JPPR Nilai Antusiasme Publik Bentuk Partai Belum Diimbangi Keseriusan Bangun Jaringan

Kompas.com - 16/08/2022, 20:00 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menilai, antusiasme publik membentuk partai politik belum diimbangi dengan keseriusan membangun jaringan di akar rumput.

Hal ini tercermin dari gugurnya 16 partai politik yang mendaftarkan diri sebagai calon peserta Pemilu 2024 ke KPU RI karena berkasnya tidak lengkap. 

Di samping itu, ada 3 partai politik pemegang akun Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) tidak mendaftarkan diri ke KPU RI.

Baca juga: Berkas Tak Lengkap Saat Mendaftar, 16 Parpol Gagal Ikut Pemilu 2024

"Tidak terdaftarnya partai politik calon peserta pemilu adalah konsekuensi ketidaksiapan partai politik dalam mempersiapkan kelengkapan dan kesesuaian dokumen pendaftaran," kata Manajer Pemantau Sekretaris Nasional JPPR Ari Pangestu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (16/8/2022).

Di samping itu, ketidaksiapan partai politik ini tercermin dari banyaknya partai politik yang mendaftarkan diri menggunakan berkas fisik ke KPU RI.

Baca juga: 24 Partai Resmi Lolos ke Tahap Verifikasi Calon Peserta Pemilu 2024, KPU Segera Cek Data Ganda

Sementara, 24 partai lain yang lolos tahap verifikasi mengunggah berkas mereka secara digital lewat Sipol.

Padahal, akses Sipol telah dibuat lebih mudah serta sudah dibuka jauh-jauh hari sebelum pendaftaran dibuka, yakni 24 Juni 2022

Catatan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, dari 16 partai politik yang gagal lolos karena berkasnya tidak lengkap, 10 partai politik mendaftar dengan berkas fisik ke kantor KPU RI.

Sembilan di antaranya bahkan mendaftar di hari terakhir, Minggu (14/8/2022), sehingga tak memiliki sisa waktu untuk melengkapi berkas yang diminta.

"Ini menandakan tidak semua partai politik mampu mengikuti prosedur dengan maksimal. Di lain sisi ini juga menandakan animo masyarakat untuk mendirikan partai politik tidak dibarengi dengan kesiapan mesin struktural di daerah," jelas Aji.

Baca juga: JPPR: Komisioner KPU-Bawaslu Terpilih Perlu Segera Konsolidasi Internal

"Yang terjadi malam itu (Minggu malam), muncul kepanikan dari para partai politik calon peserta pemilu dalam menyiapkan persyaratan administratif pendaftaran. Ini juga fenomena yang muncul pada Pemilu 2019 yang lalu," ungkapnya.

Aji menambahkan, keadaan ini harus menjadi evaluasi bagi partai politik untuk lebih bersiap diri jika ingin mendaftar sebagai calon peserta pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com