Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Jokowi Waspadai Krisis Pangan dan Peta Jalan Bahan Pengganti

Kompas.com - 12/08/2022, 05:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Selain itu Afghanistan, Aljazair, Kosovo, Serbia, dan Ukraina turut melarang ekspor gandum.

Jokowi meminta supaya program menyiapkan sorgum sebagai pengganti gandum mulai dilakukan.

"Oleh karena itu, berdasarkan arahan Bapak Presiden seluruhnya perlu dipersiapkan agar kita punya substitusi dan diversifikasi dari produk tersebut," kata Airlangga selepas mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Kamis (4/8/2022) lalu.

Airlangga mengatakan, Presiden memerintahkan untuk segera mengembangkan tanaman pengganti gandum. Sebab gandum juga menjadi bahan utama pembuatan roti hingga mi instan di Indonesia.

Airlangga menyebut, dalam ratas, Presiden Jowi juga meminta penanaman sorgum diprioritaskan di Kecamatan Kota Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Presiden, kata dia, menyampaikan bahwa realisasi pengembangan sorgum saat ini masih mencukupi dari sisi luas lahan.

"Indonesia tentu punya beberapa alternatif selain sorgum, itu bisa juga dari tanaman sagu dan singkong," kata Airlangga.

Hingga Juni 2022, total luas lahan yang ditanami sorgum sekitar 4.354 hektare dan tersebar di enam provinsi. Adapun produksi sorgum yang dihasilkan sebanyak 15.243 ton atau rata-rata produktivitas 3,63 ton per hektare.

Melihat perkembangan budidaya sorgum ini, kata Airlangya, Presiden Jokowi meminta agar dibuatkan roadmap atau peta jalan penanaman sampai 2024.

Baca juga: Jokowi: Waspada Krisis, Menjaga Pasokan Pangan Wajib Dilakukan

"Kami laporkan bahwa target dari musim sasaran tanam di 2022 adalah 15.000 hektare dan ini tentu ada pengembangan sebesar 100.000 hektare," ujar Airlangga.

"Dan di 2023 dipersiapkan lahan sejumlah 115.000 hektare dan pada 2024 sebesar 154.000 hektare dan tentu luasan tersebut akan terus dipersiapkan oleh Kementerian Pertanian dan juga Kementerian LHK," kata Airlangga.

Minta petani tanam bahan pangan pengganti

Presiden juga menegaskan pentingnya menjaga distribusi pangan agar tidak terjadi ketimpangan antardaerah di Indonesia.

Sebab, ketimpangan pangan dapat mengakibatkan harga pangan ikut meningkat.

Jokowi juga mendorong para petani untuk mulai menanam komoditas pangan yang bisa menjadi substitusi bahan pangan impor.

"Misalnya, urusan gandum, ini gandum di kita ini bisa dicampur dengan cassava, dicampur misalnya sorgum, dicampur dengan sagu. Saya kira ini akan sangat mengurangi impor kita," kata Jokowi di sela-sela peninjauan dan penanaman kelapa genjah bersama para petani di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, sebagaimana dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Moeldoko Ingatkan Indonesia Jangan Sampai Alami Krisis Pangan

Presiden pun menegaskan pentingnya menjaga nilai inflasi bahan pangan agar tetap stabil sehingga tidak menurunkan daya beli masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com