Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Usai Brigadir J Tewas: Bharada E Tersangka, Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan Dicopot

Kompas.com - 07/08/2022, 18:02 WIB
Syakirun Ni'am,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

Mabes Polri kemudian menempatkan 4 orang di antaranya ke tempat khusus dengan alasan keamanan dan agar mereka tidak melarikan diri.

Komnas HAM Beberkan Kronologi Sementara

Komnas HAM membeberkan kronologi dugaan sementara tewasnya Brigadir J.

Kronologi ini antara lain, meliputi perjalanan rombongan keluarga Kadiv Propam dan ajudannya dari Magelang hingga Jakarta.

Kronologi tersebut didukung sejumlah rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa Sambo sudah berada di rumah sehari sebelum Brigadir J meninggal. Padahal, informasi awal yang disampaikan Sambo melakukan tes PCR di luar.

Baca juga: ART dan Ajudan Ferdy Sambo Diperiksa Komnas HAM Selama 7 Jam

Kronologi tersebut juga mengungkap bahwa Brigadir J sempat menghubungi kekasihnya.

Suasana beberapa saat sebelum ia tewas juga disebut tampak ceria karena terdengar suara tawa di rumah pribadi Sambo.

Rombongan tersebut kemudian berpindah ke rumah dinas Sambo yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah pribadinya.

Meski demikian, Komnas HAM belum berhasil mendapatkan rekaman CCTV di rumah ini.

Baca juga: Ferdy Sambo Ditempatkan di Mako Brimob, Diduga Berperan Ambil CCTV

Dalam kronologi itu, Komnas HAM menyebut istri Kadiv Propam kembali ke rumah pribadi dengan wajah tampak menangis.  

Sambo Jalani Pemeriksaan

Kadiv Propam Polri non aktif Irjen Ferdy Sambo menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri pada 4 Agustus.

Sambo mengaku pemeriksaan tersebut merupakan yang keempat. Sebelumnya, ia mengaku sudah diperiksa di Polres Metro Jaksel dan Polda Metro Jaya.

Setelah menjalani pemeriksaan sekitar 7 jam, Sambo menyampaikan duka cita atas kematian Brigadir Yosua. Meski demikian, ia tetap menekankan dugaan tindakan yang dilakukan kepada istrinya.

Selain itu, Sambo juga meminta maaf kepada institusi Polri.

Pernyataan ini merupakan yang pertama kali Sambo sampaikan sejak kasus kematian Brigadir J mencuat ke publik.

Polri Mutasi Sambo dan 2 Jenderal Lain

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutuskan memutasi Irjen Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam.

Tindakan itu dilakukan karena Sambo diduga tidak profesional saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Olah TKP Kasus Baku Tembak Selesai, Petugas Copot Garis Polisi di Rumah Kadiv Propam

Selain itu, Kapolri juga mencopot bawahan Sambo, Karo Paminal Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kepala Biro Provos Divisi Propam Polri Brigjen Benny Ali.

Ketiga jenderal tersebut kemudian dimutasi menjadi perwira tinggi (Pati) Polri di Pelayanan Markas (Yanma) Polri.

Yanma bertugas menyiapkan angkutan dan pelayanan umum di lingkungan Mabes Polri.

Baca juga: Empat Polisi yang Tangani Kasus Brigadir J Diamankan di Tempat Khusus, Apa Itu?

Sambo Ditahan di Mako Brimob

Setelah dicopot dari jabatannya, Mabes Polri memutuskan menahan Sambo di Markas Korps (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok pada Sabtu 6 Agustus sore.

Sambo diduga melakukan pelanggaran etik lantaran tidak bertindak profesional dalam melakukan olah TKP.

Sambo diduga berperan dalam pengambilan CCTV terkait kematian Brigadir J.

Kasus ini pun masih terus bergulir dan menjadi perhatian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com