Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Ungkap Hasil Pertemuan dengan PP Muhammadiyah

Kompas.com - 29/07/2022, 17:14 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengungkapkan hasil pertemuan dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah hari ini.

Syaikhu menjelaskan, kunjungan PKS ke PP Muhammadiyah adalah dalam rangka silaturahmi.

Menurutnya, PKS banyak mendapat masukan dari Muhammadiyah.

"Kekeluargaan diskusinya juga agak demikian hangat. Apalagi memang langsung dipimpin oleh Buya Anwar (Abbas), hidup suasana diskusi kita," ujar Syaikhu dalam jumpa pers di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Pengurus PKS Tiba di Kantor PP Muhammadiyah untuk Silaturahmi dan Minta Nasihat

"Mudah-mudahan dari masukan-masukan yang beliau-beliau sampaikan jadi bahan bagi kami untuk diperjuangan dalam tugas-tugas kami sebagai parpol dan juga DPR," tuturnya.

Syaikhu memandang perlu ada langkah bersama antara partai politik dan organisasi masyarakat agama untuk menyongsong Indonesia yang lebih baik ke depannya.

Sehingga, PKS mengajak berbagai elemen bangsa untuk bersinergi dan berkolaborasi.

Sementara itu, kata Syaikhu, PKS juga diberi masukan perihal presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden.

Pasalnya, saat ini PKS sedang menggugat presidential threshold 20 persen kursi DPR dan 25 persen suara nasional.

Baca juga: Tak Mau Buru-buru Berkoalisi, PKS: Nikmati Saja, Kapan Indah pada Waktunya

"Itu bagian saja yang lebih fokus kami banyak menerima nasihat dan masukan-masukan dari PP Muhammadiyah yang disampaikan oleh Buya Anwar dan jajarannya," imbuh Syaikhu.

PKS menggelar silaturahmi kebangsaan ke PP Muhammadiyah, Jakarta, hari ini.

Ketua DPP PKS Bidang Humas Ahmad Mabruri mengatakan, kunjungan PKS ini merupakan kunjungan untuk menguatkan jalinan kebangsaan yang telah dirajut antara PKS dengan berbagai elemen bangsa, termasuk PP Muhammadiyah.

Mabruri menjelaskan, saat Presiden PKS Ahmad Syaikhu berkunjung ke Yogyakarta beberapa waktu lalu, PKS sudah berkunjung ke PP Muhammadiyah di Yogyakarta.

Saat itu, Syaikhu disambut oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Mabruri mengatakan, kunjungan ke PP Muhammadiyah kali ini dalam rangka kunjungan lanjutan.

Baca juga: MK Minta PKS Perbaiki Berkas Gugatan Presidential Threshold 20 Persen hingga 8 Agustus

PKS ingin meminta masukan dan nasihat atas kondisi dan situasi kebangsaan saat ini.

"Sebagai partai yang membawa misi pelayanan tentunya memiliki kesamaan dengan ruh Muhammadiyah yang menerapkan spirit Al Maun. Agar PKS bisa terus bersama memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan dengan jalur masing-masing," jelas Mabruri dalam keterangannya, Jumat (29/7/2022).

Selain itu, Mabruri mengatakan PKS juga akan meminta nasihat kepada PP Muhammadiyah terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.

Menurutnya, PKS tidak ingin polarisasi yang membelah anak bangsa kembali terjadi.

"Agar ke depannya tidak terbagi polarisasi dua kutub pasca Pemilu seperti yang terjadi usai Pemilu 2019. Sebab energi bangsa ini akan terkuras dan akan terus dihabiskan pada hal tidak substansial karena terjadi polarisasi sebagaimana yang terjadi di Pemilu 2019," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com