Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur dan Poros Tengah, Mesra di Awal dan Runyam di Akhir

Kompas.com - 24/07/2022, 10:30 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Pencopotan keduanya juga dibarengi dengan tuduhan korupsi, walau tak pernah dibuktikan. Hal itu juga membuat hubungan Gus Dur dengan PDI-P dan Golkar renggang sehingga membuat pemerintahannya terus digoyang oleh DPR.

Konflik dalam pemerintahan Gus Dur bertambah setelah dia berselisih dengan Kapolri Raden Surojo Bimantoro.

Saat itu Bimantoro adalah salah satu orang yang tidak sepakat dengan kebijakan pengibaran bendera Bintang Kejora.

Usulan Gus Dur untuk mencabut Ketetapan (TAP) MPRS Nomor 25 tahun 1966 soal Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Pelarangan Menyebarkan Ajaran Komunisme/Marxisme juga dinilai mengancam haluan negara.

Hal itu menjadi salah satu peluru yang digunakan DPR untuk memakzulkan Gus Dur.

Baca juga: Damai Sesaat di Istana, Kala Gus Dur Selesai Shalat Malam Jelang Dilengserkan MPR...

Kemudian saat situasi politik nasional terus memanas, bentrokan antara aparat kepolisian dengan para pendukung Gus Dur beberapa kali terjadi.

Puncaknya adalah saat Gus Dur menyatakan menonaktifkan Bimantoro pada Mei 2001, setelah seorang warga tewas akibat ditembak polisi dalam situasi unjuk rasa.

Menurut laporan, warga yang tewas itu tengah berada di warung makan. Gus Dur murka dan mengatakan Bimantoro tak bisa mengendalikan anak buahnya.

Gus Dur kemudian menunjuk Inspektur Jenderal Chairuddin Ismail yang saat itu menjabat Wakil Kapolri sebagai Kapolri pada 2 Juni 2001.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai langkah Gus Dur secara sepihak melantik Chairuddin menyalahi aturan. Sebab, proses penggantian Kapolri harus melalui persetujuan DPR.

Dalam buku Biografi Gus Dur karya Greg Barton disebutkan, sebanyak 151 anggota DPR menyerahkan sebuah dokumen kepada Ketua DPR Akbar Tanjung pada akhir November 2000.

Isinya adalah sejumlah alasan yang dinilai cukup untuk menjatuhkan Gus Dur dari kursi presiden.

Para politikus yang menandatangani dokumen itu berasal dari PDI-P (47 orang), Golkar (37 orang) dan Fraksi Reformasi serta PAN (34 orang).

Dalam buku Menjerat Gus Dur karya Virdika Rizky Utama disebutkan, Poros Tengah yang mulanya mendukung Gus Dur dalam pemilihan presiden 1999 akhirnya berbalik menjadi musuh politik.

Dia menyatakan alasan sikap Poros Tengah berbalik karena gagal memperoleh konsesi politik dan ekonomi setelah Gus Dur naik menjadi presiden.

Baca juga: Cerita di Balik Celana Pendek Gus Dur Saat Menyapa Pendukungnya dari Istana

Halaman:


Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com