Oleh karena itu, ia menyatakan, penanganan KKB oleh aparat juga dilakukan secara hati-hati, supaya tidak ada warga sipil yang menjadi korban.
Baca juga: Menko Polhukam Tegaskan Tak Ada Operasi Militer di Papua
Persoalannya, kata Mahfud, KKB juga berbaur dengan masyarakat sipil, sehingga aparat sulit untuk memilah mana yang merupakan anggota KKB atau bukan.
"Tapi kalau langsung menyerbu satu kampung karena orang-orang KKB masuk ke situ, yang menjadi korban warga sipil nanti," ujar Mahfud.
Ia juga menegaskan, dalam penanganan KKB, pemerintah tidak memusuhi masyarakat dan budaya Papua. Ia mengatakan, KKB bukanlah representasi masyarakat Papua.
"Pemerintah akan tegas memburu dan menindak mereka yang menamakan diri atau yang kita sebut sebagai KKB ini. Musuh kita, musuh rakyat, bukan Papua, tetapi KKB yang ada di Papua," ujar dia.
Klaim kondisi kondusif
Menyusul kembali terjadinya aksi teror oleh KKB, Mahfud mengeklaim situasi keamanan Papua secara umum terbilang kondusif.
Menurut Mahfud, aksi kriminal dan kekerasan hanya terjadi di beberapa daerah.
Baca juga: Anggota Komisi I DPR Sarankan Pemerintah Bentuk Markas Militer Permanen di Papua
Ia mengeklaim tidak ada aksi kekerasan oleh KKB di wilayah pesisir maupun kota-kota besar seperti Jayapura dan Manokwari.
"Secara umum, jika dilihat dari perspektif keamanan nasional, sebenarnya Papua itu kondusif, tindakan kriminal maupun kekerasan-kekerasan di sana hanya terjadi di Pegunungan Tengah dan di beberapa tempat," kata Mahfud.
Ia menyebutkan, aksi kekerasan dan kriminal yang terjadi di sana pun sebetulnya juga terjadi di daerah-daerah lain di luar Papua.
"Tetapi di Papua, KKB ini menjadi isu karena motifnya KKB ini adalah motif politik dan keamanan karena bertujuan melakukan tindakan-tindakan atau pemisahan diri, disintegrasi," kata Mahfud.
Ia mengakui hal itu juga mendapat perhatian khusus pemerintah meski dia mengeklaim bahwa situasi keamanan di Papua secara umum masih kondusif.
"Kalau dilihat dari kuantitas, skala kejahatan, sebenarnya secara umum Papua oke-oke saja, tetapi KKB ini sebenarnya mengganggu dan menantang kita," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.