JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menyarankan jemaah haji melakukan karantina mandiri selama 5 hari di rumah sepulangnya dari Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi.
Dia beranggapan, karantina ini dibutuhkan untuk mencegah penularan penyakit menular, termasuk Covid-19.
Karantina dilakukan secara mandiri sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang memperbolehkan jemaah langsung pulang ke rumah tanpa karantina terpusat.
Baca juga: 2.805 Jemaah Haji Pulang Hari Ini, Berikut Jadwalnya...
Kemenkes juga mengimbau jemaah untuk melakukan observasi selama 21 ke depan.
"Yang bersangkutan ini karantina. Tidak usah sampai 2 minggu, 5 hari sudah cukup dan sekaligus yang bersangkutan istirahat dulu juga," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2022).
Menurut Dicky, Pusat Kesehatan Haji Kemenkes perlu mengoordinasi masa karantina mandiri ini kepada para jemaah sebelum kembali ke kota masing-masing.
"Diberitahu bahwa enggak boleh dulu hajatan atau apa, di rumah dulu dan meminimalisir kontak sembari puskesmas atau dinkes setempat memantau dan dilapori kondisi-kondisinya," ucap Dicky.
Baca juga: Kemenag: Bertambah 2, Total Jemaah Haji Wafat Capai 61 Orang
Dicky berujar, karantina ini melengkapi observasi kesehatan yang dilakukan pemerintah kepada para jemaah haji setibanya di Indonesia. Observasi kesehatan itu meliputi pemeriksaan suhu dan pengecekan lainnya.
Pengecekan suhu dilakukan menggunakan thermal scanner dan thermal gun, serta melakukan observasi terhadap jemaah di debarkasi untuk melihat tanda dan gejala penyakit.
Jika terdapat jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, maka jemaah perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui tes PCR.
Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Yang jelas mereka harus diobservasi dahulu di asrama haji. Tidak mesti berhari-hari, setidaknya 6-8 jam pertama itu disediakan tempat yang layak dengan testing. Kalau memungkinkan, PCR disediakan oleh pemerintah tentu jauh lebih baik," ucap Dicky.
Sedangkan bagi yang positif Covid-19, jemaah harus melakukan karantina terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah.
Baca juga: Kemenkes: 58 Jemaah Haji Meninggal Dunia, Penyakit Jantung Jadi Penyebab Terbanyak
Dicky menyebut, karantina juga harus dijalankan bagi yang bergejala maupun yang berkontak dengan penderita.
Oleh karena itu dia meminta Pusat Kesehatan Haji menyiapkan rumah sakit darurat di dekat asrama haji.
"Tentu harus dikelola baik karena ini bicara jemaah haji yang sudah lelah. Sehingga bila memungkinkan di setiap embarkasi atau debarkasi ada RS darurat khusus. Jadi jangan dicampur dengan yang lain karena bagaimana pun jemaah haji datang dari tempat orang berkumpul dari berbagai negara," jelas Dicky.
Baca juga: Pemerintah Minta Saudi Tambah Jatah Air Zamzam Jemaah Haji Indonesia
Sebagai informasi, sebanyak 2.805 orang jemaah haji akan pulang kembali ke Indonesia hari ini, Selasa 19 Juli, melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Jemaah haji itu merupakan kelompok terbang dari 7 kloter ke 5 embarkasi, yakni embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) , Jakarta-Bekasi (JKS), Solo (SOC), Padang (PDG) , dan Surabaya (SUB).
Adapun jumlah jemaah yang sudah tiba di Tanah Air mencapai belasan ribu orang, dengan rincian jemaah haji reguler sebanyak 11.588 orang dan jemaah haji khusus sebanyak 1.759 orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.