Pihak keluarga mendiang Brigadir J juga menyampaikan sejumlah keanehan.
Menurut bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak, ada sejumlah kejanggalan pada jenazah keponakannya itu.
Keanehan itu adalah terdapat luka seperti bekas sayatan hingga jari tangan Brigadir J yang terputus. Sedangkan menurut Polisi, luka-luka itu terjadi akibat baku tembak.
Baca juga: Soal Usulan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo Dinonaktifkan, Wakapolri: Teman-teman Tunggu Saja
Selain itu, kata Rohani, pemakaman jenazah Brigadir J juga dilakukan tanpa upacara penghormatan.
Rohani juga mengatakan, mereka sempat didatangi sejumlah polisi selepas pemakaman Brigadir J. Setelah itu, lanjut dia, ponsel akun WhatsApp hingga media sosial dari ayah, ibu, hingga saudara kandung Brigadir J diretas dan tidak bisa digunakan.
Polri lantas membentuk tim khusus buat menyelidiki perkara itu. Tim itu dipimpin oleh Wakil Kepala Polri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Dalam tim itu juga akan berisikan personel Polri lainnya yakni Irwasum Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, serta Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turut melakukan penyelidikan terpisah dalam kasus itu. Namun, mereka tetap berkoordinasi dengan Polri.
Baca juga: Intimidasi Wartawan Saat Meliput di Rumah Irjen Ferdy Sambo Berujung Permintaan Maaf Polisi
Secara terpisah, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD meminta supaya kasus itu harus diselidiki sehingga menemui titik terang.
"Karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," kata Mahfud yang juga Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kepada wartawan, Rabu (13/7/2022) lalu.
Anggota Komisi III DPR Trimedya Pandjaitan menilai ada kesan tidak transparan yang kuat dalam kasus polisi tembak polisi di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pekan lalu.
Pihaknya berharap setelah tim khusus dari Polri dibentuk, pengungkapan kasus ini lebih transparan.
"Bagi yang mengerti hukum, kesan tidak transparan kuat. Karena itu, dengan dibentuknya tim khusus oleh Kapolri, kita harapkan bisa lebih transparan proses pengungkapannya," ungkap Trimedya saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat (15/7/2022).
Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan, salah satu persoalan yang hingga kini belum jelas yakni soal kronologi kejadian.
Baca juga: Ketua RT Ungkap Ferdy Sambo dan Istri Jarang Tempati Rumah yang Jadi Lokasi Penembakan
"Karena seperti diterangkan Karopenmas Pak Ramadan, istrinya teriak, kemudian Yosua (Brigadir J) nembak, apa memang seperti itu ceritanya?" kata Trimedya.