Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Stanislaus Riyanta
Peneliti

Analis Keamanan dan Terorisme

Internet, Swa-Radikalisasi dan Terorisme

Kompas.com - 12/07/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagai akibatnya, individu mendapati aksi terorisme beserta kelompok transnasional yang melakukannya sebagai “hal yang dibenarkan” untuk mencapai masyarakat yang “ideal.” Proses ini merupakan proses yang terjadi dalam third floor.

Dalam situasi tersebut, individu menganggap bahwa kelompok transnasional merupakan pahlawan yang sebenarnya.

Sedangkan pemerintah dianggap merupakan musuh yang harus dikalahkan karena pemerintah menghambat tercapai masyarakat ideal yang dicita-citakan oleh individu tersebut.

Idealisme inilah yang kemudian menjadi alasan bagi individu, yang sudah hampir selesai menjalani proses radikalisasi, untuk berkomitmen dengan perjuangan kelompok transnasional.

Individu ini nantinya akan mengeksekusi sejumlah taktik seperti isolasi, afiliasi, kerahasiaan, dan juga ketakutan.

Selanjutnya individu akan masuk ke dalam fourth floor, yaitu tahapan di mana individu memutuskan untuk bergabung dengan perjuangan kelompok transnasional.

Kemudian, individu ini akan ditempatkan dalam semacam sel kecil yang sudah dipersiapkan untuk melakukan serangkaian serangan teroris.

Puncak dari proses radikalisasi ini adalah fifth floor, yaitu tahapan di mana individu telah mempersiapkan diri secara psikologis untuk melakukan serangkaian serangan teroris, yang tentunya menimbulkan korban jiwa (Moghaddam, 2005).

Namun, fenomena mengejutkan terjadi pada pelaku teror lone wolf di Indonesia pada tahun 2006-2021.

Tujuh dari 13 kasus teror lone wolf di Indonesia, pelakunya terpapar paham radikal melalui sosial media/internet, dan tanpa bergabung langsung dengan kelompok atau organisasi terorisme.

Tujuh pelaku serangan teror lone-wolf tersebut, yaitu SA (2016), IAH (2016), MID (2017), GOH (2018), IM (2019), Ron, (2019), Abd (2020) dan ZA (2021) diketahui terpapar secara mandiri (swa-radikalisasi) dengan mengakses konten-konten dari akun media sosial kelompok radikal transnasional.

Dengan fenomena ini, staircase to terrorism Fathali M Moghaddam menjadi tidak relevan dengan aksi teror lone-wolf di Indonesia.

Tangga kedua hingga kelima dalam staircase to terrorism Fathali M Moghaddam dapat ditempuh dengan jalan pintas melalui aktivitas di internet, atau shortcut to terrorism.

Bagi kelompok transnasional, media sosial menjadi sarana yang efektif untuk melakukan perekrutan.

Sejumlah kelompok transnasional seperti seperti ISIS, Jabhat Al Nusra, dan Al-Qaeda terbukti menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi dengan para pengikutnya dan dengan kelompok lain; bahkan, kelompok transnasional ini juga menggunakan media sosial untuk mempublikasikan misi dan aktivitas mereka atas nama “Jihad” (Hossain, 2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Nasional
Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Nasional
Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com