Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi di Medan Perang: Dari Afghanistan ke Ukraina

Kompas.com - 30/06/2022, 17:39 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo tengah menjalankan misi kemanusiaan dengan melawat ke Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

Dari Ukraina, Jokowi bertolak ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Tujuan Jokowi satu, mengupayakan perdamaian di dua negara yang tengah berperang.

Baca juga: Usai dari Ukraina, Jokowi Lanjutkan Perjalanan ke Rusia untuk Temui Putin

Ini bukan kali pertama Jokowi melawat ke negara yang sedang berkonflik. Awal 2018, presiden mendapat sorotan lantaran nekat berkunjung ke Afghanistan yang kala itu masih dilanda pertempuran.

Meski hanya enam jam, kunjungan Jokowi ke Afghanistan kala itu berlangsung dramatis karena dibayang-bayangi ancaman teror.

Enam jam di Afghanistan

Senin, 29 Januari 2018 menjadi hari bersejarah bagi Jokowi. Bersama rombongan, presiden berhasil menginjakkan kaki di Kabul, ibu kota Afghanistan.

Hari itu merupakan kunjungan yang tak biasa. Sebab, Kota Kabul masih dibayang-bayangi ancaman teror.

Pada 21 Januari 2018 atau delapan hari sebelum ketibaan Jokowi, bom meledak di Hotel Intercontinental menewaskan lebih dari 20 orang. Serangan ini diklaim dilakukan kelompok Taliban.

Teror berlanjut. 27 Januari 2018 atau dua hari sebelum Jokowi tiba, bom bunuh diri menghantam pusat Kota Kabul.

Pelaku kala itu menggunakan ambulans berisi penuh bahan peledak. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 103 orang.

Baca juga: Jokowi, Presiden RI Kedua yang Melawat ke Negara Perang Membawa Misi Perdamaian

Bahkan, dua jam sebelum Jokowi menginjakkan kaki di Kota Kabul atau Senin (29/1/2018) pagi, markas akademi militer di Kabul diserang.

Sebanyak lima tentara Afghanistan tewas dan 10 lainnya mengalami luka dalam serangan yang diklaim dilakukan ISIS tersebut.

Kendati demikian, Jokowi tak gentar. Dia tetap berkeras ke Afghanistan untuk menyelesaikan rangkaian kunjungan kerjanya ke lima negara di Asia.

Dalam situasi mencekam, pesawat kepresidenan Indonesia-1 mendarat di Bandar Udara Internasional Hamid Karzai, Kabul, tepat pukul 11.40 waktu setempat.

Saat itu, hujan salju turun mengiringi ketibaan Jokowi serta Ibu Negara Iriana dan rombongan. Mereka disambut Wakil Presiden Afghanistan Sarwar Danish di ujung tangga pesawat.

Jokowi pun menjadi presiden RI kedua yang menjejakkan kaki di Afghanistan setelah kunjungan proklamator RI, Soekarno, pada tahun 1961.

Baca juga: Enam Jam Jokowi di Afghanistan...

Karena situasi masih tegang akibat peperangan, pemerintah Afghanistan memberlakukan pengamanan yang sangat ketat kepada Jokowi dan rombongan.

Diceritakan Sekretaris Kabinet Pramono Anung kala itu, sepanjang jalan dari bandara menuju Istana Presiden Afganistan, mobil rombongan melalui jalan-jalan berbeton. Kendaraan dilapisi baja, dan 2 helikopter mengawal terbang di atas mobil presiden.

Rompi antipeluru juga sudah disiapkan. Namun, saat itu Jokowi menolak menggunakannya karena merasa pengamanan sudah cukup.

Sesampainya di Istana Arg, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sudah menunggu di pelataran. Jokowi pun disambut peluk hangat dan senyum lebar Presiden Ghani.

Jokowi sempat mengikuti upacara kenegaraan sebelum akhirnya melakukan pertemuan empat mata alias tete a tete dengan Presiden Ghani, kemudian pertemuan bilateral dengan masing-masing delegasi.

Baca juga: Cerita Jokowi di Afghanistan, Deg-degan Ancaman Bom hingga Jaminan Ashraf Ghani

Nuansa hangat begitu terasa dalam pertemuan tersebut. Jokowi dan Presiden Ghani bertukar penutup kepala usai rangkaian pertemuan.

Kedua pimpinan negara juga sempat berjalan kaki bersama menuju masjid kompleks Istana Arg untuk menunaikan shalat Dzuhur berjemaah. Kala itu, Jokowi didaulat sebagai imam.

Presiden Ghani lalu menjamu makan siang Jokowi dan rombongan. Di sela jamuan santap siang, Ghani menganugerahkan Medal of Ghazi Amanullah ke Jokowi.

Medali tersebut merupakan bentuk penghormatan Afghanistan kepada Jokowi atas keteguhan dan keberaniannya memajukan hubungan bilateral Indonesia-Afghanistan, terutama dalam membangun perdamaian.

"Terima kasih atas anugerah Medal of Ghazi Amanullah. Medali ini akan jadi spirit baru upaya meningkatkan hubungan bilateral dan perdamaian," ujar Jokowi.

Pertemuan Jokowi dan Ghani juga menghasilkan sejumlah kesepakatan. Kedua presiden sepakat bahwa upaya perdamaian di Afghanistan harus ditopang dengan pembangunan ekonomi negara itu.

"Tanpa perdamaian, tidak akan ada kesejahteraan. Tanpa kesejahteraan, perdamaian tidak akan lestari. Oleh karena itu, pada saat kita bekerja sama membangun perdamaian, kerja sama ekonomi harus ditingkatkan secara paralel,” kata Jokowi.

Baca juga: Indonesia Kembali Lakukan Misi Diplomatik di Afghanistan

Pertemuan tersebut juga menghasilkan komitmen perdagangan kedua negara.

Kepada Ghani, Jokowi juga berjanji terus meningkatkan program pengembangan kapasitas bagi masyarakat Afghanistan, mulai dari pemberdayaan perempuan dan pengembangan UKM, kesehatan, penegakkan hukum, pendidikan, hingga tata kelola pemerintahan.

Usai pertemuan, Jokowi bertemu jajaran Dewan Perdamaian Afghanistan Karim Khalili di Istana Haram Sarai. Dalam kesempatan tersebut dia menegaskan bahwa Indonesia siap berkontribusi pada upaya perdamaian melalui rekonsiliasi di Afghanistan.

Upaya itu salah satunya diwujudkan dengan komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah Pertemuan Ulama Internasional.

Rangkaian pertemuan berakhir sore hari. Tercatat, Jokowi dan rombongan melawat ke Afghanistan selama kurang lebih 6 jam.

Pukul 17.25 waktu setempat, rombongan sudah berada di Bandara Internasional Hamid Karzai untuk bersiap kembali ke tanah air.

Meski singkat, rombongan yang mengiringi Jokowi kala itu begitu bersyukur atas keberhasilan ini, mengingat masih berkecamuknya masalah keamanan di negara tersebut.

10 jam di Ukraina

Empat tahun berselang, Jokowi kembali melawat ke negara yang sedang berperang, Ukraina. Presiden dan rombongan tiba di Kyiv, ibu kota Ukraina, Rabu (29/6/2022) pagi.

Sebagaimana diberitakan, situasi di berbagai kota di Ukraina, tak terkecuali Kyiv, masih mencekam beberapa waktu belakangan. Serangan darat dan udara terus diluncurkan Rusia ke kota tersebut.

Baca juga: Indonesia Kirim Ulama dalam Dialog dengan Qatar dan Afghanistan untuk Bangun Pendidikan

Puluhan ribu roket, rudal, dan artileri ditembakkan Rusia ke wilayah Ukraina setiap harinya.

Bahkan, tiga hari sebelum ketibaan Jokowi dan rombongan rudal meledak di pusat kota tersebut pada Minggu (26/6/2022).

Melansir pemberitaan Kompas.id, rudal meledak di dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv yang hanya berjarak 6 kilometer dari Maidan Plaza atau Alun-alun Kemerdekaan Kyiv.

Ledakan itu terjadi di wilayah udara distrik Schevchenkivskyi atau pusat Kota Kyiv yang dipadati dengan gedung-gedung pemerintahan mulai dari kantor presiden, perdana menteri, parlemen, sejumlah kementerian, hingga kedutaan beberapa negara.

Namun, kunjungan Presiden Jokowi berjalan lancar. Presiden dan rombongan menghabiskan waktu selama kurang lebih 11 jam di Kyiv.

Baca juga: Sepuluh Jam Kunjungan Jokowi di Ukraina dan Misi Perdamaian...

Mengawali kunjungannya, Jokowi dan Iriana meninjau kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin yang hancur akibat perang.

Setelahnya, rombongan presiden bertolak ke Pusat Ilmiah dan Bedah Endokrin, Transplantasi Organ dan Jaringan Endokrin Ukraina di Kota Kyiv.

Di rumah sakit tersebut, Iriana secara simbolis menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan. Dia juga menyempatkan diri untuk menyapa para lansia dan perempuan korban perang yang dirawat di rumah sakit itu.

Dari situ, presiden bertolak menuju Istana Maryinsky di Kyiv untuk bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) dan mitranya Presiden Joko Widodo berjabat tangan dalam konferensi pers di Kyiv, Ukraina, 29 Juni 2022.AFP via VOA INDONESIA Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) dan mitranya Presiden Joko Widodo berjabat tangan dalam konferensi pers di Kyiv, Ukraina, 29 Juni 2022.

Jokowi tiba di Istana Maryinsky sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Kedatangannya disambut hangat oleh Zelensky.

Kepada Zelensky, Jokowi menyampaikan bahwa perjalanannya ke Ukraina semata-mata untuk membawa misi perdamaian.

Meski masih sangat sulit dicapai, Jokowi menyampaikan urgensi penyelesaian konflik dan menciptakan perdamaian di Ukraina. Dia ingin menjadi juru damai antara Ukraina dan Rusia.

"Dalam kaitan ini, saya menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelensky untuk Presiden Putin yang akan saya kunjungi segera," kata Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan kepeduliannya terhadap dampak perang di Ukraina.

Dengan kemampuan yang ada, kata dia, rakyat dan pemerintah RI berusaha memberikan kontribusi bantuan termasuk obat-obatan dan komitmen rekonstruksi rumah sakit di sekitar Kyiv.

"Saya sampaikan ke Presiden Zelensky bahwa kunjungan ini saya lakukan sebagai manifestasi kepedulian Indonesia terhadap situasi di Ukraina," ujarnya.

Baca juga: Berterima Kasih, Zelensky Singgung Jokowi Pemimpin Pertama Asia Kunjungi Ukraina

Jokowi juga menyampaikan pentingnya Ukraina bagi rantai pasok pangan dunia. Menurutnya, semua usaha harus dilakukan agar Ukraina bisa kembali melakukan ekspor bahan pangan.

"Penting bagi semua pihak untuk memberikan jaminan keamanan bagi kelancaran ekspor pangan Ukraina, termasuk melalui pelabuhan laut. Saya mendukung upaya PBB dalam hal ini," kata presiden.

Usai bertemu Zelensky, presiden dan rombongan kembali ke Polandia menggunakan kereta luar biasa.

Setibanya di Polandia, Jokowi rencanya langsung menuju Bandar Udara Internasional Rzeszow-Jasionka untuk kemudian melanjutkan lawatannya ke Moskwa, Rusia.

Di Negara Beruang Merah itu, presiden dijadwalkan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin untuk menggenapi misi perdamaian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com