Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kajian Komprehensif Penggunaan Ganja untuk Kepentingan Medis Diperlukan...

Kompas.com - 29/06/2022, 09:36 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan DPR mulai mempertimbangkan untuk mengkaji penggunaan ganja untuk keperluan medis. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun akan turut dilibatkan untuk membuat fatwa yang kelak menjadi pedoman bagi para stakeholders terkait dalam melakukan kajian tersebut.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan bahwa MUI telah mengeluarkan aturan bahwa penyalahgunaan ganja merupakan suatu hal yang dilarang bagi umat Islam.

Namun, ia mengakui, MUI perlu mengeluarkan fatwa baru seiring dengan munculnya desakan agar ganja dapat digunakan untuk kepentingan medis.

"Saya minta nanti MUI segera membuat fatwanya untuk bisa dipedomani oleh DPR, jangan sampai nanti berlebihan dan juga menimbulkan kemudaratan," kata Ma'ruf di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (28/6/2022).

Salah satu desakan itu datang dari seorang ibu bernama Santi Warastuti, melalui gugatan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan itu telah dilayangkan sejak tiga tahun silam.

Baca juga: Komisi III Akan Kaji Manfaat Ganja untuk Medis, Berkaca pada Belanda dan Thailand

Santi dan suaminya, Sunarta, berharap agar ganja dapat digunakan untuk kebutuhan medis guna mengobati anaknya, Pika, yang kini tengah mengidap cerebral palsy. Akibat penyakit itu, kemampuan otot, gerakan hingga koordinasi tubuh Pika terpengaruhi.

Hingga kini, MK tak kunjung menuntaskan gugatan yang diajukan Santi.

Namun ia tak abis akal. Santi datang dari Yogyakarta ke Jakarta untuk melakukan aksi saat pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Bundaran HI, Minggu (26/6/2022) kemarin. Aksi itu mengundang simpati banyak pihak, tak terkecuali DPR.

Perlu kajian

Kajian atas penggunaan ganja untuk keperluan medis dinilai perlu dilakukan secara komprehensif. Selain karena belum diatur di dalam Undang-Undang Narkotika, pengkajian juga diperlukan guna menghindari dampak lain yang justru merugikan masyarakat.

"Kalau salah mengambil jenis ganja, misalnya nanti malah bukan bagus untuk pengobatan, tetapi nanti malah merugikan. Oleh karena itu, kita perlu kajian yang komprehensif," kata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa.

"Memang tuntutan masyarakat mengenai ganja medis ini agak besar akhir-akhir ini, terutama mengacu di dunia luar yang sudah memakai ganja untuk pengobatan, tetapi di Indonesia UU masih belum memungkinkan untuk itu," imbuhnya.

Ia memastikan bahwa kajian yang akan dilakukan DPR akan melibatkan Kementerian Kesehatan, hingga Badan Narkotika Nasional (BNN).

Baca juga: Pro Kontra Upaya Legalisasi Ganja untuk Kepentingan Medis di Indonesia

Terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa mengatakan, revisi UU Narkotika diperlukan untuk mengakomodir apakah ada manfaat penggunaan ganja untuk kepentingan medis.

Komisi III berencana menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan pakar kesehatan dari Aceh terkait penggunaan ganja untuk keperluan medis pada Kamis (30/6/2022).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com