Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Safari Politik Prabowo dan Ketidakpastian Koalisi Gerindra dengan PDI-P

Kompas.com - 03/06/2022, 13:44 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerindra mulai memanaskan mesin politiknya. Ini tampak dari gencarnya Prabowo Subianto, ketua umum partai tersebut, berkunjung ke sejumlah tokoh.

Sebutlah Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Para tokoh ini mendapat kunjungan Prabowo saat Lebaran lalu.

Prabowo juga sempat mendatangi sejumlah tokoh religi, seperti pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jawa Timur, Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, juga pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang Jawa Tengah, dan Muhammad Najih Maimoen atau Gus Najih.

Terbaru, Rabu (1/6/2022), Prabowo bersua dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kantor DPP Nasdem di Jakarta.

Baca juga: Kisah Persahabatan Prabowo-Surya Paloh, Romantisme Alumni Golkar, dan Kans Politik 2024

Kunjungan-kunjungan itu dinilai sarat nuansa politik. Apalagi, Gerindra tak menampik bahwa partainya akan mengusung Menteri Pertahanan tersebut sebagai calon presiden.

Sementara itu, untuk dapat maju di panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, partai kepala garuda itu harus berkoalisi dengan parpol lainnya demi memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

Sempat muncul wacana duet Prabowo dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani. Namun, hingga kini, ihwal tersebut masih jadi angin lalu.

Gencarnya safari Prabowo pun dinilai sebagai upayanya mengamankan kursi untuk 2024.

Baca juga: Ditanya soal Koalisi dengan Nasdem, Prabowo Singgung Tanggung Jawab ke Partai dan Konstituen

Deklarasi capres

Gerindra telah memastikan bahwa Prabowo bakal diusung partainya untuk maju di Pilpres 2024. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya akan mendeklarasikan pencalonan Prabowo sebagai presiden pada waktu yang tepat.

"Pada saatnya nanti kita akan umumkan waktu yang tepat untuk mendeklarasikan Prabowo presiden," kata Dasco di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (21/5/2022), dikutip dari keterangan video.

Dasco mengatakan, hingga kini Gerindra masih melakukan konsolidasi di akar rumput sekaligus menerima dukungan-dukungan dari masyarakat melalui pimpinan anak cabang.

Sementara, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menyatakan, hingga kini sosok yang sudah jelas diusung sebagai capres hanya Prabowo.

Ia belum melihat sosok dari partai politik lain yang dipastikan bakal maju di Pilpres 2024, sekalipun Puan Maharani.

"Hari ini siapa presiden yang pasti? Kan cuma Pak Prabowo. Puan (Puan Maharani) pun belum kan," kata Desmond di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Baca juga: Gerindra: Deklarasi Prabowo sebagai Capres Akan Diumumkan pada Waktu yang Tepat

Tokoh-tokoh lain yang kerap digadang-gadang menjadi capres seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, kata Desmond, juga belum jelas akan diusung oleh partai mana.

"Anies? Partai pendukungnya siapa? Enggak jelas. Ganjar juga belum jelas. Seolah-olah Pak Prabowo ada lawan, ya belum ada lawannya. Belum ada yang konkret gitu kan," tegas Wakil Ketua Komisi III DPR itu.

Wacana Prabowo-Puan

Sempat muncul wacana Gerindra "berbesan" dengan PDI-P dan mengusung duet Prabowo-Puan Maharani.

Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman sempat mengakui bahwa partainya menjalin komunikasi yang baik dengan partai pimpinan Megawati itu.

“Saya pikir komunikasi kami dengan PDI Perjuangan bagus. Nantilah kita lihat perkembangannya,” kata Habiburokhman saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Baca juga: Survei: Prabowo, Anies, Ganjar Bersaing Ketat, Pilpres 2024 Diprediksi Dua Putaran

Lebih jauh, Gerindra mengaku belum akan mendeklarasikan koalisi untuk menyambut Pemilu 2024 dalam waktu dekat.

Di sisi lain, lanjut Habiburokhman, pihaknya membuka banyak kemungkinan untuk bekerja sama dengan partai politik lain.

Dia mengatakan, dalam politik ada upaya saling ajak antara satu parpol dengan yang lain. Namun, butuh waktu mempertimbangkan koalisi partai.

“Di politik itu kan kurang lebih sama kayak orang pacaran, bisa sampai di pernikahan bagus, kalau tidak, ya hubungan kami akan tetap baik,” katanya.

Sementara itu, ketika ditanya isu yang sama, Dasco sempat menyampaikan bahwa partainya masih menghimpun masukan dari berbagai pihak mengenai sosok yang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo.

"Masukan-masukan berdasarkan situasi di lapangan siapa yang akan menjadi calon dari pendamping sebagai wakil presiden dari Pak Prabowo ini, kita juga masih himpun dan kita masih tunggu," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/5/2022).

Dasco menuturkan, masukan mengenai cawapres Prabowo akan dihimpun dari akar rumput di Partai Gerindra, pengurus daerah, ataupun anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.

Ia melanjutkan, Gerindra masih fokus berkonsolidasi meski banyak aspirasi dari daerah yang ingin Prabowo menjadi calon presiden.

Baca juga: Gerindra Minta Safari Prabowo ke Sejumlah Tokoh Tak Perlu Didebat

PDI-P bergeming

PDI-P sendiri belum banyak bicara atas wacana ini. Saat Prabowo mengunjungi Megawati pada Lebaran lalu, PDI-P menyebutkan, tak ada pembahasan ihwal rencana duet Prabowo dan Puan untuk Pemilu 2024.

"(Pembicaraan rencana duet) tidak ada. Ndak ada," ujar Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga, Senin (2/5/2022).

Eriko mengeklaim, pertemuan itu lebih banyak membahas hal-hal kekeluargaan yang ringan. Di luar itu, dia mengaku tak tahu-menahu pembahasan yang terjadi.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, partainya akan mendahulukan kerja sama dengan partai politik pendukung pemerintahan Jokowi ketimbang menjajaki koalisi untuk Pilpres 2024.

"Mari dahulukan buru prestasi buat rakyat bersama Presiden Jokowi, nanti ada momentum yang tepat bagi kita untuk merancang kerja sama di dalam rangka Pilpres 2024," kata Hasto saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/5/2022).

Baca juga: Saat Teriakan Puan Presiden Terdengar di Tengah Festival Kopi Tanah Air

Hasto berpendapat, masih ada cukup waktu untuk membahas koalisi karena batas waktu pencalonan presiden baru September tahun depan.

"Jadi jangan bawa energi kontestasi terlalu dini yang kemudian menguras energi kita, kontestasi harus dibawa ke bawah, mari ramai-ramai membuat prestasi untuk rakyat," ujarnya.

Kendati demikian, Hasto mengatakan, kelak ketika perihal capres cawapres PDI-P dibahas, Megawati akan berdiskusi dengan banyak pihak, tak terkecuali Presiden Jokowi.

"Pak Jokowi sebagai kader PDI-P ya tentu saja secara periodik bertemu dengan Bu Mega," kata dia.

Belum aman

Safari Prabowo dari satu tokoh ke tokoh lain dinilai kental akan nuansa politik. Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, langkah Prabowo ini tak lepas dari kekhawatirannya menuju Pilpres 2024.

Prabowo merasa belum aman lantaran PDI-P tak kunjung memberikan kejelasan soal wacana duet dirinya dengan Puan Maharani.

"Gerindra dan Prabowo merasa belum aman mengingat sinyal koalisi dari PDI-P belum juga tampak," kata Ari kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Oleh karenanya, untuk menimbang kemungkinan terbukanya koalisi, Prabowo giat bersafari ke berbagai tokoh. Langkah ini dinilai sebagai upaya ketua umum Partai Gerindra itu membuka "pintu-pintu" koalisi.

"Safari politik Menteri Pertahanan di Kabinet Kerja Jokowi-Amin ini juga mendatangi tokoh-tokoh di kalangan pondok pesantren dan elite-elite politik lain. Bisa dimaknai ini adalah cara Prabowo yang ingin membuka 'pintu-pintu' koalisi," kata Ari.

Baca juga: Pertemuan Prabowo-Surya Paloh Dinilai Warning bagi PDI-P untuk Bergerak

Di sisi lain, PDI-P dinilai mesti segera membuka diri pada parpol lainnya guna mempersiapkan diri menuju Pemilu 2024.

Menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor, pertemuan Prabowo dengan Surya Paloh menunjukkan sinyal terbentuknya koalisi yang sangat mungkin menjadi saingan berat untuk PDI-P di pilpres mendatang

“Jadi ini sebetulnya masuk hitungan warning (peringatan) kalau sampai akhir tahun tidak ada gerakan berarti (dari PDI Perjuangan) ya susah (bersaing),” tutur Firman kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Menurut Firman, PDI-P harus segera membangun komunikasi politik dengan parpol lain. Sebab, berbagai pertemuan antarelite parpol lain tak menyiratkan keinginan mereka untuk mendukung Puan Maharani sebagai capres.

“Karena sudah banyak kubu-kubu yang dibangun dan tidak semua mengarahkan dukungan pada Puan,” kata Firman.

"Jadi PDI Perjuangan harus segera bergerak kalau enggak mereka akan ketinggalan kereta,” lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com