Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, partainya akan mendahulukan kerja sama dengan partai politik pendukung pemerintahan Jokowi ketimbang menjajaki koalisi untuk Pilpres 2024.
"Mari dahulukan buru prestasi buat rakyat bersama Presiden Jokowi, nanti ada momentum yang tepat bagi kita untuk merancang kerja sama di dalam rangka Pilpres 2024," kata Hasto saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/5/2022).
Baca juga: Saat Teriakan Puan Presiden Terdengar di Tengah Festival Kopi Tanah Air
Hasto berpendapat, masih ada cukup waktu untuk membahas koalisi karena batas waktu pencalonan presiden baru September tahun depan.
"Jadi jangan bawa energi kontestasi terlalu dini yang kemudian menguras energi kita, kontestasi harus dibawa ke bawah, mari ramai-ramai membuat prestasi untuk rakyat," ujarnya.
Kendati demikian, Hasto mengatakan, kelak ketika perihal capres cawapres PDI-P dibahas, Megawati akan berdiskusi dengan banyak pihak, tak terkecuali Presiden Jokowi.
"Pak Jokowi sebagai kader PDI-P ya tentu saja secara periodik bertemu dengan Bu Mega," kata dia.
Safari Prabowo dari satu tokoh ke tokoh lain dinilai kental akan nuansa politik. Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, langkah Prabowo ini tak lepas dari kekhawatirannya menuju Pilpres 2024.
Prabowo merasa belum aman lantaran PDI-P tak kunjung memberikan kejelasan soal wacana duet dirinya dengan Puan Maharani.
"Gerindra dan Prabowo merasa belum aman mengingat sinyal koalisi dari PDI-P belum juga tampak," kata Ari kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).
Oleh karenanya, untuk menimbang kemungkinan terbukanya koalisi, Prabowo giat bersafari ke berbagai tokoh. Langkah ini dinilai sebagai upaya ketua umum Partai Gerindra itu membuka "pintu-pintu" koalisi.
"Safari politik Menteri Pertahanan di Kabinet Kerja Jokowi-Amin ini juga mendatangi tokoh-tokoh di kalangan pondok pesantren dan elite-elite politik lain. Bisa dimaknai ini adalah cara Prabowo yang ingin membuka 'pintu-pintu' koalisi," kata Ari.
Baca juga: Pertemuan Prabowo-Surya Paloh Dinilai Warning bagi PDI-P untuk Bergerak
Di sisi lain, PDI-P dinilai mesti segera membuka diri pada parpol lainnya guna mempersiapkan diri menuju Pemilu 2024.
Menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor, pertemuan Prabowo dengan Surya Paloh menunjukkan sinyal terbentuknya koalisi yang sangat mungkin menjadi saingan berat untuk PDI-P di pilpres mendatang
“Jadi ini sebetulnya masuk hitungan warning (peringatan) kalau sampai akhir tahun tidak ada gerakan berarti (dari PDI Perjuangan) ya susah (bersaing),” tutur Firman kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).
Menurut Firman, PDI-P harus segera membangun komunikasi politik dengan parpol lain. Sebab, berbagai pertemuan antarelite parpol lain tak menyiratkan keinginan mereka untuk mendukung Puan Maharani sebagai capres.
“Karena sudah banyak kubu-kubu yang dibangun dan tidak semua mengarahkan dukungan pada Puan,” kata Firman.
"Jadi PDI Perjuangan harus segera bergerak kalau enggak mereka akan ketinggalan kereta,” lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.