Pada 27 Maret 2022, Gus Yahya mengunjungi Pondok Pesantren Al Hikam di Malang, Jawa Timur, dalam peringatan hari lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus haul ke-5 KH Hasyim Muzadi.
Wakil Ketua Umum PPP Arsul sani mengatakan, kehadiran PBNU di acara puncak hari lahir PPP di Malang sebagai keistimewaan. Terlebih, Gus Yahya sendiri mengakui bahwa itu hajatan dengan kunjungan jajaran PBNU paling banyak.
Arsul menyebut, kehadiran PBNU dalam acara PPP sudah puluhan tahun tidak terjadi.
"Gus Yahya dan jajarannya tampaknya memilih kebijakan inklusivitas politik ini. Beliau mencoba paradigma politik baru bagi struktural NU, yakni lebih menjaga jarak dan memberi ruang yang relatif lebih besar bagi PPP dan partai-partai lainnya," nilai Arsul.
Baca juga: Gus Yahya Hadiri Harlah PPP, Arsul: Sejak Ada PKB, di Lingkungan NU seperti Ada Eksklusivitas
Menurut Arsul, sejak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berdiri, citra NU seolah sangat melekat dengan partai itu. Padahal menurut hasil Muktamar 1984, NU kembali khittah yakni menjadi ormas dan menarik diri dari kegiatan politik praktis.
"Diakui atau tidak, memang tidak bisa dipungkiri bahwa sejak adanya PKB, maka di lingkungan struktural NU seperti tercipta 'eksklusivitas politik', yakni struktural NU, meski tidak semuanya, meletakan kecondongan yang sangat berat sebelah kepada PKB," ujar Arsul.
Maka dari itu kehadiran Gus Yahya dinilai sebagai langkah mengakrabkan kembali hubungan antara NU yang bersikap netral dengan partai-partai politik, termasuk PPP dan PKB.
Pada 6 April 2022, Gus Yahya dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
"Saya bersyukur berkesempatan kembali berdiskusi dengan beliau. Selain asupan tadi, saya belajar bagaimana cara berpolitik tanpa baper dan prasangka berlebihan," tulis Yaqut lewat akun Instagram.
Selain itu, dari Megawati, Yaqut juga mengaku mendapatkan asupan kebangsaan, politik, dan perspektif mengenai masa depan Indonesia.
Baca juga: Gus Yahya: NU Selalu Berada di Pihak Rakyat Palestina
"Sore tadi ngabuburit bersama Presiden RI ke-5 Ibu Megawati Soekarnoputri. Berbincang lebih dari 2 jam, saya bersama Ketum, Sekjen dan Bendum PBNU juga Sekjen PDI Perjuangan Mas Hasto, mendapatkan asupan kebangsaan, politik dan perspektif masa depan Indonesia dari tokoh yang sangat matang di dunia politik," tulis Yaqut.
Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan antara Menag, Gus Yahya, dan Megawati tersebut membahas seputar hal-hal strategis bagi masa depan bangsa dan negara.
"Hal-hal strategis itulah yang dibahas dengan suasana yang sangat akrab dan penuh semangat persaudaraan," ucapnya.
Gus Yahya menyampaikan bagaimana skala prioritas kepemimpinannya untuk membangun NU. Yahya, kata Hasto, ingin membangun NU dengan lebih secara aktif merangkul berbagai komponen bangsa sesuai karakter dan kultur NU.
"Kultur NU yang memang terlahir sebagai solusi atas berbagai persoalan bangsa, namun sekaligus memberikan arah bangsa ke depan," ungkapnya.