JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Saiful Mujani menjelaskan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) cenderung akan berkoalisi dengan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal tersebut berdasarkan faktor ormas NU yang sering dipertimbangkan dalam pembentukan koalisi untuk calon wakil presiden (cawapres).
"Jadi, dalam sejarahnya misalnya Ibu Mega, PDI Perjuangan, itu cenderung akan berkoalisi sama tokoh-tokoh dari NU," kata Saiful dalam diskusi virtual Bedah Politik SMRC, di kanal Youtube SMRC TV, Kamis (21/4/2022).
Baca juga: Sentil Kepala Daerah, Megawati: Jangan Cengeng Hadapi Kenaikan Harga
Saiful mengungkapkan, pimpinan NU beberapa kali diminta menjadi calon wakil presiden oleh elite partai politik berlambang banteng moncong putih ini.
Pada 2004 misalnya, Megawati disebut mencalonkan diri sebagai presiden dengan cawapresnya yaitu Hasyim Muzadi yang merupakan tokoh NU.
"Kemudian di 2014, Pak Jusuf Kalla juga tokoh NU, (disandingkan) dengan Pak Jokowi. Kemudian kemarin, Pak Jokowi 2019 dengan Pak Ma'ruf Amin itu juga tokoh NU," ucap Saiful.
Menurut dia, dengan demikian, faktor ormas NU juga akan memengaruhi pola koalisi Pilpres 2024.
Sementara itu, Saiful menambahkan bahwa PDI-P juga dapat menjadi poros sendiri dalam Pilpres 2024. Hal ini karena perolehan suara pada Pemilu 2019 yang mencapai ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen.
Hanya saja, ia menilai PDI-P tidak akan menjadi poros sendiri karena partai itu setidaknya perlu memiliki unsur religius dalam koalisi.
"Jika koalisinya itu adalah PDI-P sendiri yang akan maju. Itu peluangnya kecil kemungkinan. Karena PDI Perjuangan kemungkinan merasa tidak strategis kalau dia maju sendiri," ujarnya.