Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampik Tudingan Bawa HP sebelum Aniaya M Kece, Napoleon: Kalau Ada Rekamannya, Itu Menguntungkan Saya

Kompas.com - 19/05/2022, 16:05 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte menampik tudingan bahwa dirinya membawa handphone (HP) sebelum menganiaya M Kece.

Penganiayaan itu terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri pada 27 Agustus 2021.

“Kalau saja direkam kejadian malam itu, suara maupun video, tentunya rekaman itu akan sangat menguntungkan saya dan terdakwa lain,” kata Napoleon dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (19/5/2022).

“Saya akan menunjukan ke persidangan ini karena itu sangat menguntungkan saya. Tetapi nyatanya saya tidak punya, saya rugi sebenarnya,” tutur dia.

Baca juga: M Kece Sebut Napoleon Bawa HP dan Rekam Pembicaraan Sebelum Menganiaya Dirinya

Sebelumnya Kece menyampaikan pada jaksa penuntut umum (JPU) bahwa sebelum dianiaya, Napoleon dan terdakwa lain yaitu Harmeniko mengajaknya bicara.

Perbincangan itu terjadi di dalam ruang tahanan nomor 11 tempat Kece ditahan.

Kece mengaku melihat Napoleon membawa HP dan merekam pembicaraan ketiganya.

"Beliau ini membawa handphone di situ, semua itu terekam,” sebut Kece.

Saat mendapat kesempatan bertanya, Napoleon mencecar kesaksian Kece.

“Tadi saudara ditanya jaksa bilang ada dua handphone, keduanya keluar dari kantong saku saya. Pertanyaannya saudara saksi itu memberikan keterangan dengan disumpah, saudara bisa membuktikan itu handphone?, tanyanya.

Baca juga: Kesaksian M Kece Ketika Dianiaya Napoleon Bonaparte: Ditampar dan Ditonjok

Lalu hakim ketua Djuyamto menanyakan hal yang sama pada Kece.

“Apakah saudara betul-betul melihat ada handphone atau tidak?,” tanya hakim.

“Yang mulia saya betul-betul melihat waktu itu, pembicaraan saya, Pak Jenderal (Napoleon), dan Choky sepertinya direkam yang mulia,” imbuh Kece.

Dalam perkara ini Napoleon didakwa melakukan penganiayaan pada Kece bersama empat tahanan Rutan Bareskrim Polri yaitu Harmeniko, Himawan Prasetyo, Dedy Wahyudi dan Djafar Hamzah.

Penganiayaan berlangsung di Rutan Bareskrim Polri saat Kece baru ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas kasus dugaan penistaan agama.

Baca juga: Napoleon Sebut Umumkan Persoalannya dengan M Kece Selesai agar Tahanan Lain Tak Terprovokasi

Napoleon yang berada di dalam rutan yang sama, disebut jaksa memerintahkan penjaga rutan untuk menyita tongkat jalan Kece dan mengganti kunci gembok ruang tahanannya.

Ia juga memerintahkan Harmeniko untuk meminta kunci itu dari penjaga rutan agar bisa menemui Kece.

Tak hanya melakukan pemukulan, Napoleon juga disebut melumuri wajah Kece dengan feses.

Jaksa mendakwanya dengan Pasal 170 Ayat (2) ke-1, Pasal 170 Ayat (1) KUHP dan dakwaan subsider Pasal 351 Ayat (1) Jo Pasal 55 Ayat (1) KUHP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com