Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Sudarsono
Guru Besar Universitas Indonesia

Prof Dr Sudarsono, Koordinator riset klaster “economy, organization and society” FISIP UI.

Mudik: Konstruksi Nilai Simbolik Mobil dan Transportasi Publik

Kompas.com - 30/04/2022, 09:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal ini dapat dipahami mengingat pengguna twitter di Indonesia memang kelas menengah-atas (IPSOS, 2016).

Kedua, menurut Beckert (2019), perbincangan digital itu merupakan proses komunikasi intersubjektif, yang juga dapat mendorong valuasi simbolik atas komoditas mobil.

Mereka yang tidak memiliki mobil cenderung ter-eksklusi dari perbincangan twitter di seputar topik mudik karena hanya menjadi “penonton” dan tidak bisa membagikan pengalaman secara aktif dalam perbincangan tersebut.

Dengan menggunakan mobil, pemudik seolah “berwisata” rest area di sepanjang tol trans-Jawa, dan dengan mengonsumsi komoditas yang relatif “mahal”, lalu memposting di media sosial.

Hal ini tetap menjadi “barang mewah” yang tidak terjangkau oleh pemudik non-pengguna mobil.

Belum lagi jika mereka membicarakan pengalaman di jalan tol itu kepada masyarakat di kampung halamannya.

Singkatmya, proses diskursif dan jaringan sosial terkait perbincangan mudik di dunia digital ini semakin memperkuat nilai simbolik-posisional pemudik pengguna mobil.

Booster ekonomi dan kebijakan transportasi

Jelas, bahwa mudik telah menjadi lokus konstruksi nilai simbolik komoditas kendaraan pribadi, khususnya mobil. Terlebih lagi, pada era digital saat ini.

Di satu sisi, mudik yang memiliki akar religi dan sosio-historis masyarakat itu, dapat menjadi booster mesin ekonomi nasional, karena lonjakan konsumsi yang luar biasa.

Di lain sisi mudik juga memberi gambaran keterlekatan komoditas mobil pada struktur dan kultur masyarakat.

Kuatnya nilai simbolik kendaraan pribadi relatif terhadap kendaraan umum itu, mengundang pertanyaan terkait strategi dan kebijakan transportasi publik.

Pertama, soal penyediaan moda transportasi, yang saat ini memang masih bertumpu pada jalan raya, termasuk jalan tol, yang secara fungsional lebih mendukung kepemilikan kendaraan pribadi.

Kedua, soal inefisensi konsumsi bahan bakar. Dengan ketergantungan kita pada harga bahan bakar dunia, maka trend nilai positional mobil itu tentu akan menjadi beban ekonomi nasional.

Ketiga, ini yang justru sangat penting adalah, bila akan dikembangkan transportasi publik, maka selain kualitas dan fungsi materialnya, juga harus dipertimbangkan bagaimana menaikkan nilai simbolik-posisional kendaraan umum relatif dibanding kendaraan pribadi.

Negara yang telah berhasil mengembangkan sistem transportasi publik, seperti Jepang, Perancis dan lainnya, telah memberikan banyak pelajaran (lessons learned) dalam intervensi sosiologis seperti ini.

*One Herwantoko dan Sudarsono, keduanya adalah peneliti pada riset klaster “economy, organization, and society” FISIP Universitas Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com