JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah berpotensi dirayakan serempak. Kemungkinan pemerintah memutuskan Lebaran jatuh di tanggal yang sama dengan Muhammadiyah yakni Senin, 2 Mei 2022.
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan, berdasarkan hisab, posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat atau penentuan 1 Syawal 1443 H yang diadakan pemerintah pada 1 Mei 2022 mendatang, posisi hilal sudah bisa terlihat.
Hisab sendiri merupakan cara untuk memperkirakan posisi bulan dan matahari terhadap bumi dengan porses perhitungan astronomis.
"Ada kemungkinan (jatuh di tanggal yang sama), tetapi tetap menunggu hasil sidang isbat," ujar Kamaruddin kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022).
Baca juga: Kemenag: Ada Kemungkinan Lebaran Pemerintah dan Muhammadiyah Jatuh pada 2 Mei
Kendati demikian, untuk penetapan 1 Syawal 1443, pemerintah masih harus melakukan pengamatan visibilitas hilal atau rukyat saat matahari terbenam menjelang awal bulan kalender Hijriah.
Pengamatan ini dilakukan di 99 titik di Indonesia.
"Apakah hilal bisa dilihat, menunggu hasil pengamatan yang akan dilakukan di 99 titik. Oleh karena itu, 1 Syawal masih menunggu hasil sidang isbat," ujar Kamaruddin.
Kamaruddin pun menjelaskan, posisi hilal pada sidang Isbat 1 Mei 2022 mendatang sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
“Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat,” jelas Kamaruddin seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (25/4/2022).
"Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS," ucap Kamaruddin.
Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Baca juga: Ganjil Genap di Jakarta Tidak Berlaku Selama Libur Idul Fitri
Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.
Kamaruddin menambahkan, pemerintah akan menyelenggarakan sidang isbat, dengan menggunakan metode hisab dan rukyat, di mana posisi hilal Syawal akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia.
"Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H," jelas Kamaruddin.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi berharap seluruh umat Islam di Indonesia akan merayakan 1 Syawal 1443 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri di hari yang sama.