“Sedangkan lainnya bekerja di dalam negeri, di antaranya wirausaha, instansi pemerintah, dan nonpemerintah, serta melanjutkan pendidikan (kuliah) ke perguruan tinggi,” jelas Trenggono.
Adapun para lulusan SUPM Tegal yang bekerja di luar negeri tersebar di banyak negara di dunia, mulai dari Spanyol, Prancis, Amerika Serikat, Kanada, Peru, Brasil, Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan, dan Singapura.
Negara tempat para lulusan SUPM Tegal lainnya adalah Malaysia, Australia, Selandia Baru, Guam, Saipan, Hawaii, Fiji, Bahrain, Madagaskar, Mauritius, Mauritania, Afrika Selatan, Mozambik, serta Las Palmas.
Baca juga: Kepada Peserta World Ocean Summit Ke-9, Menteri Trenggono Kenalkan Kebijakan Penangkapan Teruku
Dengan banyaknya pekerja di luar negeri, Trenggono berharap, para lulusan dapat mengembangkan kelautan dan perikanan dalam negeri dengan berbekal keahlian dan pengalamannya ketika pulang ke tanah air.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta mengatakan, satuan pendidikan lingkup Kementerian KP terdiri dari 9 SUPM dan 11 satuan pendidikan tinggi yang terbagi 10 politeknik dan satu akademi komunitas.
Melalui satuan pendidikan tersebut, kata dia, pihaknya menyelenggarakan pendidikan formal secara vokasi dengan pendekatan teaching factory .
“Untuk pembagian pembelajaran yang diberikan adalah 70 persen praktik dan teori 30 persen. Biaya pendidikan ini disubsidi oleh negara,” ucap Nyoman.
Baca juga: KKP Bangun 2 Kapal Pengawas Perikanan Anti Illegal Fishing, Beroperasi Tahun 2023
Lebih dari 55 persen kuota peserta didik, lanjut dia, diisi oleh anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudi daya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam.
Nyoman mengungkapkan, para lulusan tak hanya memperoleh ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi dan keahlian berstandar nasional serta internasional yang telah diakui oleh Dudi dalam dan luar negeri, sesuai bidangnya masing-masing.
“Para lulusan dicetak bukan hanya menjadi tenaga kerja profesional, tetapi juga diarahkan sebagai wirausaha di sektor kelautan dan perikanan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SUPM Tegal, Maskuri mengatakan, sekolahnya memiliki empat kompetensi keahlian.
Keempat keahlian tersebut, yaitu Nautika Kapal Penangkap Ikan, Teknika Kapal Penangkap Ikan, Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut, serta Agribisnis Pengolahan Perikanan.
“SUPM Tegal berdiri sejak 1962. Kampus ini juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana, seperti berbagai jenis laboratorium, workshop kejuruan, teaching factory program keahlian, kapal latih, dan instalasi kelas lapang,” jelas Maskuri.
Sebagai informasi, selain ke SUPM Tegal, Menteri Trenggono juga berkesempatan meninjau sarana dan prasarana Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal. Lokasi ini berada dalam satu kawasan yang sama dengan SUPM Tegal.
BPPP Tegal merupakan salah satu balai pelatihan di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM.
Baca juga: Tingkatkan Konsumsi Ikan, Kementerian KP Adakan Pelatihan Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan
Pelatihan kelautan dan perikanan dilakukan BRSDM melalui enam balai yang juga bermitra dengan 263 Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP).
Untuk mendampingi para peserta pelatihan dan kelompok pelaku usaha kelautan dan perikanan, Trenggono menerjunkan 6.462 penyuluh di seluruh kabupaten atau kota se-Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.