Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20: Sejarah dan Tujuan Presidensi bagi Indonesia

Kompas.com - 15/04/2022, 04:00 WIB
Monica Ayu Caesar Isabela

Editor

KOMPAS.com - Group of Twenty atau G20 adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia.

Sesuai namanya, G20 memiliki 20 anggota yang terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.

Anggota G20 adalah Australia, Argentina, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Meksiko, Jepang, Italia, Arab Saudi, Rusia, Arika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

G20 memiliki posisi strategis karena secara kolektif merupakan representasi dari 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia. Untuk sampai di titik ini, G20 memiliki sejarah yang cukup panjang.

Sejarah dan Perkembangan G20

G20 dibentuk pada tahun 1999 dengan tujuan mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional.

Khususnya pada masa krisis keuangan global tahun 1997 - 1999 dengan melibatkan negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik, termasuk Indonesia.

Baca juga: Sambut G20, Dinkes Bali Targetkan Vaksinasi Booster Capai 75 Persen

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global yang terjadi. Setelah itu pertemuan tingkat menteri dilaksanakan secara rutin.

Presiden Amerika Serikat mengundang pemimpin negara G20 pada 14-15 November 2008 dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 pertama.

Pada saat itu, pemimpin negara melakukan koordinasi respon global terhadap krisis keuangan di AMerika Serikat dan sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.

G20 tidak memiliki sekretariat permanen. Dalam sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah atau yang disebut presidensi dan ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan.

Tujuan Presidensi G20 bagi Indonesia

Pada tahun 2022, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah KTT Tahunan G20. Berikut tujuan presidensi G20 bagi Indonesia:

Bidang Ekonomi

Presidensi G20 akan berdampak langsung bagi perekonomian melalui peningkatan penerimaan devisa negara. Lebih dari 20 ribu delegasi internasional akan hadir di pertemuan yang diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia.

Presidensi Turki, Argentina, China, dan Jepang sebelumnya menunjukkan adanya dampak positif terhadap pendapatan dalam negeri. KTT G20 diperkirakan menghasilkan pemasukan lebih dari Rp 1,4 triliun kepada tuan rumah.

Baca juga: Indonesia Undang 9 Negara Tamu dalam Presidensi G20, Siapa Saja?

Bidang Politik

Di bidang politik, Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada tiga sektor prioritas yang strategis bagi pemulihan global.

Presidensi G20 menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperoleh kredibilitas dan kepercayaan dunia dalam memimpin pemulihan global. Dalam diplomasi dan politik luar negeri, kredibilitas adalah modal yang sangat berharga.

Bidang Pembangunan Sosial Berkelanjutan

Presidensi G20 menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia is open for business. Berbagai event akan menampilkan kemajuan pembangunan dan potensi investasi di Indonesia.

Presidensi G20 berpeluang menciptakan efek ganda bagi perekonomian daerah karena memberi kontribusi di sektor pariwisata, akomodasi atau perhotelan, transportasi, ekonomi kreatif, dan UMKM lokal.

 

Referensi

  • Suhardi. 2010. Serba Tahu tentang Dunia. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Anggrek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Bakal Panggil Febri Diansyah dkk Jadi Saksi di Sidang SYL

Jaksa KPK Bakal Panggil Febri Diansyah dkk Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Putusan MK PHPU Pilpres 2024: Sebuah Epilog?

Putusan MK PHPU Pilpres 2024: Sebuah Epilog?

Nasional
Perlawanan Ghufron Jelang Sidang Etik, Dewas KPK Kompak Bela Albertina Ho

Perlawanan Ghufron Jelang Sidang Etik, Dewas KPK Kompak Bela Albertina Ho

Nasional
Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasional
Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Nasional
BKKBN Masih Verifikasi Situasi 'Stunting' Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi "Stunting" Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com