Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP soal PBNU Hadir di Harlah: Istimewa, Puluhan Tahun Tak Pernah Terjadi

Kompas.com - 04/04/2022, 11:43 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai kehadiran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam acara puncak Harlah ke-49 PPP di Pondok Pesantren Al Hikam Malang, Jawa Timur sebagai sesatu hal yang istimewa.

Ia mengakui, kehadiran PBNU dalam acara PPP sudah puluhan tahun tidak terjadi.

"Bagi kami semua di PPP adalah sesuatu yang istimewa, karena boleh dibilang sudah puluhan tahun hal seperti ini tidak terjadi," kata Arsul saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/4/2022).

Arsul berpandangan, kehadiran Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf beserta jajaran menunjukkan ada sesuatu yang serius hendak dicapai NU.

Baca juga: APDESI Ingin Jokowi 3 Periode, Waketum PPP: Ada Jalan Keluar Lain

Khususnya, Arsul melihat PBNU tengah serius dengan inklusivitas politik yang disampaikan Yahya pasca terpilih menjadi Ketum PBNU.

"Diakui atau tidak, memang tidak bisa dipungkiri bahwa sejak adanya PKB, maka di lingkungan struktural NU seperti tercipta 'eksklusivitas politik', yakni struktural NU. Meski tidak semuanya meletakan kecondongan yang sangat berat sebelah kepada PKB," jelas Arsul.

Kendati demikian, Wakil Ketua MPR ini menilai hal tersebut tidak perlu dipersoalkan.

Namun, pada sisi yang lain, Arsul mempertanyakan apakah eksklusivitas politik seperti itu merupakan hal yang menguntungkan bagi NU.

Atau, lanjut dia, apakah perlu dikembangkan inklusivitas politik yang memperluas prinsip simbiosis mutualisme yang baru.

"Gus Yahya dan jajarannya tampaknya memilih kebijakan inklusivitas politik ini. Beliau mencoba paradigma politik baru bagi struktural NU, yakni lebih menjaga jarak dan memberi ruang yang relatif lebih besar bagi PPP dan partai-partai lainnya," nilai Arsul.

Di sisi lain, Arsul meyakini bahwa terobosan Yahya soal inklusivitas politik itu akan membawa NU pada arah yang lebih baik.

Sebab, ia menilai hal tersebut dengan menyoroti perolehan suara kepada partai partai politik yang lebih didominasi oleh warga NU.

Menurutnya, secara hitungan kuantitatif sederhana, 50 persen dari jumlah pemilih di Indonesia merupakan warga NU. 

"Artinya ada lebih dari 80 juta. Nah perolehan suara PKB itu kan di bawah 15 juta. Ini berarti pula mayoritas pemilih warga NU justru tidak menyalurkan pilihan politiknya ke PKB," ucapnya.

"Dan keadaan ini sudah terjadi dalam lima kali Pemilu sejak 1999, berarti memang sangat sulit kalau tidak ingin mengatakan mustahil untuk menciptakan PKB sebagai satu-satunya saluran politik bagi warga NU," imbuh Arsul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com