Baik Italia maupun India tidak pernah mengeluarkan pernyataan apapun terkait perlu atau tidaknya Rusia diundang pada KTT G20 nanti.
Sebagai tuan rumah yang baik dan mengikuti mekanisme G20, tentu tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak mengundang Rusia.
Jika dikaitkan dengan politik bebas-aktif, Indonesia ada pada posisi yang netral. Plus, Rusia masih dianggap sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia sehingga perlu keterlibatan Rusia dalam menyepakati usulan komunike bersama sebagai bagian dari pemulihan perekonomian global.
Ketiga, posisi Indonesia sebagai presidensi G20 sangatlah strategis untuk mengusung hubungan yang lebih baik antara Utara-Selatan dan Selatan-Selatan terutama dalam pemulihan perekonomian global di tengah situasi pandemi ini.
Kepemimpian Indonesia akan diuji dalam kepresidenan G20 ini. Pada isu prioritas pertama, Indonesia harus mampu mendorong kesepakatan untuk mewujudkan akses vaksin yang berkeadilan untuk seluruh warga dunia karena kunci untuk keluar dari pandemi dan pemulihan ekonomi global adalah distribusi vaksin global secara adil dan merata.
Pada isu prioritas kedua, Indonesia perlu mendorong tindak lanjut dari kesepakatan COP26 Glasgow 2021 untuk menyelamatkan dunia dari ancaman perubahan iklim.
Pada isu ketiga, Indonesia diharapkan mampu mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif melalui partisipasi UMKM dalam transisi ekonomi digital saat ini.
Tiga penjelasan di atas dapat dijadikan argumentasi bahwa Indonesia harus mampu menempatkan diri sebagai tuan rumah yang baik yang mengikuti kesepakatan G20 tanpa perlu ikut terlalu jauh pada urusan-urusan di luar tema besar G20.
Jawaban sederhana pada pertanyaan di awal, Rusia berhak dan harus diundang hadir pada KTT G20 di Bali nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.