"Agar para menteri fokus, jangan gunakan posisi menteri untuk kampanye politik dalam konteks untuk menjadi capres, itu kan ada. Itu bagian dari koreksi untuk meningkatkan kinerjanya," jelasnya.
"Bahwa setiap orang punya hak untuk menjadi presiden, tapi ketika dia dalam posisi menteri, pembantu Presiden maka fokuslah pada tugas itu," sambung dia.
Lanjut Jazilul, Presiden memiliki ukuran untuk melihat apakah betul para menterinya bisa fokus bekerja pada bidangnya atau ada agenda terselubung.
Agenda itu dinilai berpotensi membuat kinerja sejumlah menteri berkurang atau kurang fokus.
Baca juga: Sekjen PAN Tak Banyak Berkomentar Saat Ditanya soal Reshuffle
”Itu bisa dilihat, para pengamat bisa melihat, rakyat pun bisa melihat,” pungkasnya.
Isu perombakan atau reshuffle kabinet kembali menjadi perbincangan di ruang publik.
Masyarakat sering mengaitkan isu reshuffle dengan momentum Rabu Pon seperti kebiasaan yang dilakukan Presiden Jokowi sebelumnya.
Namun, Rabu Pon (23/3/2022) telah lewat dan hingga hari ini, belum ada tanda-tanda Presiden akan melakukan reshuffle kabinetnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.