Panic buying terjadi karena masyarakat sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau, sehingga ketika mendapatkan kesempatan, mereka lalu panic buying.
Padahal hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng.
“Tapi ini baru terindikasi,” kata Didi Noordiatmoko saat kunjungan kerja ke Palembang seperti dikutip dari Antara, Minggu (6/3/2022).
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi. Ia mengatakan panic buying dapat mengganggu ketersediaan minyak goreng di pasaran karena kapasitas produksi minyak goreng tidak sebanding dengan pembelian masyarakat.
"Saya ingin mengimbau, sebagai kepala Badan Pangan Nasional, agar tidak panic buying. Jadi kalau yang biasa satu rumah order dua pouch empat liter, enggak usah beli dua karton, tiga karton," ungkap Arief di Pasar Induk Besar Cipinang, Jakarta, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Susah Dapat Minyak Goreng, Pedagang Pasar Surati Jokowi Minta Keadilan
"Kalau setiap orang, setiap rumah tangga membelinya lebih atau beberapa kali lipat, itu artinya akan menarik stok di pasar," lanjut dia.
Akibat hal tersebut, produksi dan distribusi minyak goreng harus berkejaran dengan tingginya pembelian oleh rumah tangga.
Di sisi lain, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri menemukan kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah di Indonesia terjadi karena pelaku usaha menahan stok karena sebelumnya mereka membeli dengan harga lama yang lebih mahal, namun kini harus menjual dengan harga baru sesuai HET.
Kasus pelaku usaha menahan stok ditemukan Makasar (Sulawesi Selatan), Medan (Sumatera Utara), Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), Lebak dan Serang (Banten).
Baca juga: Minyak Goreng Masih Langka, Puan Maharani: Ini Bisa Timbulkan Kegaduhan
Polri mendorong agar pelaku usaha segera mendistribusikan minyak goreng sesuai mekanisme pasar.
Sebab pengurangan produksi dan alokasi distribusi akan menambah panjang masalah kelangkaan minyak goreng di pasaran.
"Polri menghimbau untuk segera mendistribusikannya, jangan kurangi produksi dan alokasi distribusi,” ucap Ketua Satgas Pangan Polri Irjen Helmy Santika, Jumat (4/3/2022).
Menurutnya, beberapa wilayah yang mengalami kelangkaan minyak goreng saat ini karena para pelaku usaha masih menyesuaikan pola kegiatannya dengan kebijakan pemerintah melakukan stabilisasi harga minyak goreng.
Helmy pun memastikan stok minyak goreng di Tanah Air masih aman dan saat ini dalam.
Satgas Pangan Polri terus berkoordinasi dan kolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait guna mengawasi stok minyak goreng. Mulai dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Ombudsman RI, maupun Ditjen PKTN Kemendag.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.