Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

NU dan PDI Perjuangan, Senyawa yang Beriringan

Kompas.com - 15/02/2022, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIKA hadir secara hybrid dalam rangkaian dzikro hari lahir (harlah) ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) akhir pekan lalu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbagi nuansa "magis" dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

Mega menyebut hubungan NU dengan PDI Perjuangan sangat dekat dan beriringan.

Sedang Gus Yahya, memosisikan PDI Perjuangan sebagai satu komponen senyawa untuk kejayaan Indonesia.

Hanya dengan kata sederhana, Megawati bisa dengan cerdas dan lugas menjelaskan "kedudukan" dua pilar besar ini, PDI Perjuangan dan NU, untuk konteks ke- Indonesia-an dalam peta dunia.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarno Putri (kanan) memberikan keterangan pers di Kantor DPP Pusat PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2011). KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarno Putri (kanan) memberikan keterangan pers di Kantor DPP Pusat PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2011).
Megawati berangkat dari diktum takdir bahwa dua unsur ini tidak akan pernah "menyatu", tapi akan selalu bersama.

Mereka berasal dari unsur yang berbeda, tetapi fungsinya akan selalu saling melengkapi untuk satu tema besar; peradaban dunia.

Atas nama NKRI, mereka ditakdirkan beriringan dengan paralelitas yang kontras, tapi selalu bersama sejak di garis awal, hingga bertemu di garis akhir.

Itulah salah satu tafsir yang bisa dijelaskan kenapa Gus Yahya menyebut PDI Perjuangan sebagai satu komponen senyawa dengan NU.

Dari perspektif kimia, senyawa adalah zat murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur yang dapat dipecah-pecah menjadi unsur-unsur pembentuknya.

Magi kata

Molekul air adalah contoh senyawa kimia, yang terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.

Secara umum, perbandingan ini harus "tetap" karena sifat fisikanya, bukan perbandingan yang dibuat oleh manusia.

Persis "kandungan" yang membentuk NU dan PDI Perjuangan. NU adalah sekumpulan kaidah mengenai mazhab dan manhaj soal cara beragama Islam dengan jalan mengadaptasi kekhasan Nusantara.

Sedang PDI Perjuangan adalah sitensa dari beragam kekayaan lokal, yang diramu Ir Soekarno dari hasil pemaknaannya atas nilai-nilai luhur yang berkembang di Tanah Air.

Ia, antara lain mengandung senyawa nasionalisme, nilai-nilai kemanusiaan indigenous, dan kesadaran religi yang transenden sehingga bermuara pada terbentuknya jati diri bangsa.

Seperti NU, PDI Perjuangan memanggul tema besar; kejayaan Indonesia Raya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com