Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

DPR Minta Pemberlakuan PPKM di Jawa-Bali Dibarengi Standar Pendekatan Berbasis Risiko

Kompas.com - 10/02/2022, 10:54 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Netty Prasetiyani Heryawan menyampaikan beberapa pendapat terkait aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah di beberapa wilayah Jawa dan Bali.

Dia mengatakan, aturan PPKM harus dibarengi dengan kebijakan dan strategi standar risk based approach atau pendekatan berbasis risiko. Dengan begitu, rencana aksi harus dilakukan dari hulu ke hilir.

"Pengawasan, pengetatan, dan penutupan jalur masuk penerbangan dan perbatasan harus diketatkan lagi, terutama dari wilayah epicentrum kasus, baik luar maupun dalam negeri. Sektor padat mobilitas manusia harus dikurangi," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (10/2/2022).

Netty juga meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen karena mempertaruhkan keselamatan peserta didik, warga sekolah, serta keluarga dan masyarakat.

Legislator PKS itu juga meminta pemerintah memperhatikan pendapat para epidemiolog dalam membuat aturan pembatasan.

Baca juga: Aturan Penerbangan Selama PPKM Level 3 di Jawa-Bali

"Peningkatan level PPKM pasti berdampak secara psikologis pada masyarakat yang baru sedikit bernapas lega pascatrauma akibat gelombang kedua dan varian Delta," lanjutnya.

Oleh karena itu, Netty mengatakan, pemerintah harus melakukan sosialisasi dan edukasi komprehensif pada masyarakat tentang varian Omicron dan PPKM agar mereka tidak salah kaprah, bahkan menggampangkan yang dapat berakibat fatal.

Lebih lanjut, legislator daerah pemilihan Jawa Barat VIII itu juga meminta pemerintah meningkatkan jumlah testing dan tracing sebagai indikator penting aglomerasi level PPKM.

Netty meminta pemerintah melakukan testing dan tracing secara massif, sehingga jumlah temuan kasus di lapangan dan angka positivity rate mendekati riil.

Dia menjelaskan, jika jumlah testing dan tracing rendah, jumlah kasus pun akan rendah. Padahal, pemerintah telah meningkatkan level PPKM dan meminta masyarakat waspada dan menahan diri.

Baca juga: Anggota DPR Minta Peningkatan Level PPKM Diikuti Testing dan Tracing yang Masif

“Bagaimana mungkin terbangun awareness yang tinggi di tengah masyarakat jika yang disebutkan angka kasus rendah," tambahnya.

Selanjutnya, Netty mengatakan, langkah-langkah di atas harus menjadi poin perhatian pemerintah.

"Pegangan bagi pemerintah saat menarik rem maupun menginjak gas dalam penetapan status PPKM adalah kebijakan yang komprehensif dan saintifik, konsistensi pemerintah, serta kesadaran protokol kesehatan (prokes) masyarakat," ujar Netty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com